Mataram (NTB Satu) – Pemprov NTB mewaspadai masuknya ternak babi yang dibawa oleh masyarakat dari Pulau Bali ke NTB.
Bahkan pemerintah akan melakukan pengetatan pengawasan lalu lintas hewan dan produk yang memiliki potensi risiko membawa penyakit di pelabuhan.
Hal ini dilakukan Pemprov sebagai bentuk antisipasi dan waspada terhadap temuan virus flu babi (African Swine Fever/ASF) oleh Pemerintah Singapura di Pulau Bulan, Batam, Kepulauan Riau.
“Tidak boleh ada rekomendasi ternak babi masuk dari Bali ke NTB. Untuk itu dijaga dikarantina dan kita akan bersurut ke Karantina untuk pengetatan lalu lintas ternak masuk,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) NTB drh. Khaerul Akbar, Senin 8 Mei 2023.
Sebelumnya dilaporkan terjadi kematian babi yang cukup besar di Pulau Bulan,Batam. Bahkan Pemerintah Singapura sampai menghentikan ekspor babi dari pulau tersebut setelah terkonfirmasi positif flu babi.
Selain itu dilaporkan adanya kematian ratusan babi di salah satu perusahaan swasta yang ada di Buleleng, Bali yang disinyalir akibat flu babi.
Beruntung kata Khaerul, NTB masih bebas flu babi. Namun demikian pihaknya akan terus memperkuat kapasitas deteksi laboratorium kesehatan hewan melalui tindakan surveilans guna mendeteksi sejak dini penyakit flu babi ini.
“Daerah kita Pulau Lombok bebas rabies, flu burung dan flu babi. Jadi aman,yang dijaga dan diwaspadai sekarang masuknya babi dari Bali,” tegasnya. (ABG)