INTERNASIONAL

Perang Saudara di Sudan Pecah, Mahasiswa Asal Lombok Terjebak hingga Kehabisan Logistik

Mataram (NTB Satu) – Para pelajar asal Lombok terjebak di tengah perang saudara di Sudan yang semakin memanas.

Bahkan mereka juga mengaku mulai kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Hal itu diungkapkan langsung oleh Danial, salah mahasiswa asal Aik Darek, Lombok Tengah yang kini berkuliah di Ibu Kota Khartoum.

“Tidak ada listrik dan air, serta tidak ada suplai bahan makanan, membuat pasokan kebutuhan  sehari-hari semakin menipis, bahkan ada beberapa laporan sudah kehabisan stok kebutuhan sehari-harinya,” kata Danial, Senin, 17 April 2023.

Memanasnya perang yang dimulai sejak Sabtu, 15 April 2023, pukul 09.00 waktu setempat itu membuat kampus-kampus ditutup, salah satunya International University of Africa (IUA) yang terletak di Khartoum.

Selain itu, kata Danial, suara dentuman perang terdengar jelas dari tempat tinggal mereka. Bahkan beberapa peluru menyasar ke tempat tinggal mereka.

IKLAN

“Sempat ketika pertempuran memanas, pesawat tempur berkali-kali melewati rumah kami,” ungkap Danial.

Kemudian para mahasiswi perempuan juga terpaksa mengungsi ke Auditor Mu’tamarat IUA demi keamanan.

“Mereka ada yang tinggal di PCINU (Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama) Sudan, asrama universitas, rumah-rumah yang disewa, dan beberapa ada yang tinggal di masjid,” terangnya.

Kronologi Perang Sudan

Perang saudara di Sudan diketahui semakin memanas pada hari kedua, Minggu, 16 April 2023.

Militer Sudan dilaporkan mulai menggempur pesaingnya, yaitu kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) lewat serangan udara.

Perang saudara karena perebutan kekuasaan itu melibatkan militer pimpinan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan melawan para militer RSF yang diketuai Hamda Dagalo alias Hemdeti.

Konflik itu disebabkan perselisihan integrasi RSF ke militer. Penyatuan itu adalah syarat transisi dari pemerintahan sementara ke pemerintahan sipil usai kudeta yang terjadi di Sudan pada 2019 dan 2021.

Sejak perang saudara pecah, RSF dan militer sama-sama mengeklaim menguasai objek strategis di Sudan, termasuk Istana Presiden.

Mengutip data Perserikatan Dokter Sudan, setidaknya 56 warga sipil tewas dan 595 orang luka-luka hingga Sabtu, 15 April 2023.(RZK)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button