Mataram (NTB Satu) – Dinas Sosial Kota Mataram sampai dengan saat ini belum menerima data terkait dengan angka kemiskinan ekstrem di Kota Mataram yang mencapai 22.491 Kepala Keluarga (KK).
“Tetapi persoalan data sampai hari ini kami belum tahu persis,” ujar Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Mataram Sudirman kepada NTB Satu Kamis 30 Maret 2023.
Menurutnya jika sudah ada informasi yang resmi dari pemerintah pusat kepada Dinsos, maka sudah sewajarnya sesuai dengan tugas dan fungsinya akan menindaklanjuti apa yang menjadi arahan dari pimpinan.
“Kami di Dinas Sosial ikut membantu menekan angka kemiskinan ekstrem,” katanya.
Kemudian setelah data itu diterima oleh Dinsos, maka pihaknya akan melakukan proses identifikasi terlebih dahulu dengan data yang sebelumnya telah ada. Identifikasi tentunya sesuai Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) agar tidak terjadi data ganda di lapangan.
Sudirman juga berharap data kemiskinan ekstrem itu dapat diterima oleh pihaknya dalam waktu dekat agar dapat menindaklanjuti seperti dalam hal membuat Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknisnya.
“Kenapa kami berharap untuk bisa menerima itu, bisa saja kami cek kembali data-data angka itu, siapa tahu angka itu ada di DTKS,” ujarnya.
Sudirman mengaku, di tahun sebelumnya istilah kemiskinan ekstrem itu tidak ada. Baru di tahun ini data angka kemiskinan ekstrem itu disampaikan ke publik. “Belum pernah ada istilah itu,” katanya.
Sudirman juga mengaku belum mempelajari apa saja indikator dalam menentukan masyarakat tergolong dalam kemiskinan ekstrem itu. Sebab menurutnya untuk mengukur masyarakat agar dapat ditetapkan pada kategori miskin ekstrem itu harus berdasar pada acuan yang resmi.
“Saya belum tahu apa itu kemiskinan ekstrem,” katanya.
Untuk di ketahui, berdasarkan data Tim Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Kemiskinan bahwa penduduk miskin ekstrem di Kota Mataram mencapai 22.491 KK.
Kemudian data kemiskinan Kota Mataram sesuai yang dilansir BPS Kota Mataram, pada tahun 2019 jumlah penduduk miskin Kota Mataram ada di angka 8,92 persen atau 43.190 jiwa.
Dan di tahun 2020 mengalami penurunan menjadi 8,47 persen atau 41.800 jiwa. Ketika terjadi pandemi Covid-19 penduduk miskin Kota Mataram mengalami peningkatan menjadi 8,65 persen atau naik sekitar 2.650 ribu jiwa menjadi 44.450 jiwa. (ADH)