Mataram (NTB Satu) – Peralihan dari musim penghujan menuju musim kemarau sedang berlangsung di NTB. Masyarakat mulai merasakan perubahan kondisi cuaca yang tiba-tiba hujan dan tiba-tiba panas terik.
Prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi (BMKG) NTB, hujan masih mendominasi di NTB hingga dasarian II Maret 2023.
“Kami prakirakan terdapat peluang curah hujan dengan intensitas >20 milimeter per dasarian. Terjadi merata hampir di seluruh wilayah NTB dengan probabilitas 10 hingga 90 persen,” terang Prakirawan Cuaca BMKG Staklim, Nindya Kirana.
Di sisi lain, kebakaran sudah mulai banyak terjadi meski titik panas belum terdeteksi di wilayah NTB.
Contohnya kebakaran rumah serta kos-kosan di Gili Trawangan, Lombok Utara pada Jumat kemarin. Kemudian kebakaran 3 unit rumah di Sape, Bima tepat pada hari ni, Sabtu, 11 Maret 2023.
Menurut penelusuran polisi, penyebab kedua kasus tersebut bukan kondisi cuaca. Namun, diduga hubungan pendek arus listrik dan ponsel meledak saat dicas.
Namun sebelumnya, BMKG memprediksi musim kemarau pada tahun ini akan lebih kering dari tahun-tahun sebelumnya. Risiko serupa seperti kebakaran lahan harus menjadi perhatian ekstra ketika memasuki musim kemarau.
Selain itu saat ini, BMKG mengimbau masyarakat waspada terhadap tingginya potensi bencana alam pada musim pancaroba seperti saat ini.
“Terus waspada akan adanya potensi bencana hidrometeorologis, seperti banjir, angin kencang dan tanah longsor. Berpotensi terjadi pada periode peralihan musim hujan menuju musim kemarau yang sedang berlangsung di NTB saat ini,” tutup Nindya. (RZK)