Selong (NTB Satu) – Yayasan Maraqitta’limat kembali memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke – 71 pada tahun 2023. Acara ini dirangkai dengan haul pendiri Maraqitta’limat TGH M. Zainuddin Arsyad dan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
Salah satu rangkaian kegiatan yaitu pawai akbar budaya pada Kamis sore 16 Februari 2023. Pawai ini melibatkan sekitar 10 ribu jemaah Maraqit terutama para pemuda yang berasal dari seluruh Pulau Lombok, bahkan ada yang datang dari Sumbawa. Setiap kelompok pawai mewakili pengurus Yayasan Maraqit di tingkat bawah dan lembaga pendidikan Maraqit yang jumlahnya ratusan.
Berdasarkan pantauan media ini, pawai budaya ini menggunakan musik Kecimol dan pesertanya menggunakan baju adat. Mereka dilepas langsung oleh Ketua Yayasan Maraqitta’limat H.M Fadlurrahman M.Si di Lapangan Umum Wanasaba Lombok Timur dan finis di Ponpes Maraqitta’limat Mamben Lauk.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Maraqitta’limat Dr. TGH Hazmi Hamzar SH, MH mengatakan, penggunaan Kecimol pada pawai akbar ini bukan tanpa alasan. Ia ingin menyampaikan pesan bahwa budaya dan tradisi yang tumbuh di masyarakat tidak bersinggungan dengan dakwah, asalkan dilakukan dengan baik.
Misalnya memainkan atau mengiringi Kecimol harus rapi, menggunakan pakaian adat dan tak boleh mengkonsumsi miras. Sehingga penggunaan alat musik tradisional ini dalam kegiatan pawai budaya ini memiliki tujuan edukasi kepada masyarakat.
“Kecimol itu kalau dimodifikasi seperti ini kan rapi. Peserta memakai pakaian adat dan berjalan sangat rapi. Sehingga main Kecimol harus diikuti aturannya. Dan tak boleh konsumsi miras,” tegas anggota DPRD NTB ini.
Selaku pembina di Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN), TGH Hazmi berkomitmen untuk membangkitkan kesenian tradisional agar semakin dibanggakan oleh masyarakat. Eksistensi mereka perlu diperkuat dengan mengundangnya untuk tampil, sebab selama pandemi Covid-19 mereka harus istirahat karena ruang gerak yang terbatas.
“Siapa yang membanggakan kalau bukan kita sendiri. Kenapa Yayasan Maraqit itu perhatian sekali pada budaya, karena Maraqit itu tak mau berbenturan dengan budaya. Justru dakwah ini masuk di tengah-tengah masyarakat kebudayaan karena tak pernah dibikin benturan dengan budaya,” tuturnya.
Dalam sejarahnya, Maraqitta’limat sejak awal kiprahnya masuk ke tengah masyarakat di pelosok- pelosok dengan konsep menyandingkan dakwah dan adat istiadat yang tumbuh di masyarakat itu. Tinggal mana yang kurang baik dalam pelaksanaan tradisi itu tinggal dilengkapi sesuai dengan norma yang ada.
“Kalau sedang azan berkumansang harus berhenti berkesenian dulu. Begitu juga saat ada pengajian tak boleh diganggu dengan bunyi-bunyian itu. Dan hal itu dilakukan oleh peserta pawai,” terang politisi PPP ini.
Ia betutur, jemaah selalu mengadakan pawai budaya dan kesenian tradisional karena merekalah sasaran dakwah TGH M.Zainuddin Arsyad semasa hidupnya.
“Alhamdulillah terimakasih kepada Allah SWT dan Rasul-nya serta berkat bimbingan orang tua kami dakwah berjalan lancar dan sekolah serta madrasah berdiri di seluruh belahan utara pulau Lombok.
Di kawasan lereng gunung hingg pinggir pantai, hampir semua terisi dengan sekolah dan madrasah Maraqit. Begitu juga Tahfidzul Qur’an dan Majelis Ta’lim sudah semakin berkembang.
“Itulah perinsip perubahan yang dibangun oleh orang tua kami TGH M Zainuddin Arsyad. Dan selama 37 tahun lebih saya pimpin Yayasan Maraqitta’limat ini, Alhamdulillah dengan pertolongan Allah SWT, perkembangan cukup menggembirakan. Semoga bermanfaat buat kita semua dan Allah ridho dengan kerja dan amal kita
Terkait dengan peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW yang selalu digelar bersamaan dengan haul pendiri Maraqitta’limat TGH M Zainuddin Arsyad dan HUT Maraqitta’limat, Hazmi mengatakan hal itu karena sang pendiri Maraqit meninggal dunia pada saat undangan perayaan Isra’ Mi’raj tanggal 29 Rajab.
“Sehingga tamu yang datang saat itu termasuk Gubernur NTB Mayjen Warsito. Dan undangan lain akhirnya sekalian ikut pemakaman orang tua kami,” tutur TGH Hazmi. (ZSF)