Mataram (NTB Satu) – Setelah ditetapkan menjadi sekolah penyelenggara Program Sekolah Penggerak (PSP) pada 2022 lalu, SMPN 10 Mataram terus berbenah melakukan peningkatan mutu pembelajaran.
Ditemui NTB Satu pada Senin, 13 Februari 2023, Kepala SMPN 10 Mataram, H. Chamim Tohari, S.Pd., menyampaikan, sekolah yang dipimpinnya sedang mempersiapkan perubahan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) mandiri belajar menjadi mandiri berubah.
“Sekolah yang lulus menjadi sekolah penggerak otomatis menyelenggarakan kurikulum merdeka dan kami telah menyelenggarakannya dengan status mandiri belajar. Sekarang harus menjadi mandiri berubah dan itu sedang kami persiapkan,” ungkap Chamim.
Persiapan yang dilakukan SMPN 10 Mataram untuk menuju mandiri berubah, meliputi pendalaman materi melalui Platfrom Merdeka Mengajar (PMM) dan peningkatan mutu para guru berserta pegawai sekolah.
“Kami sudah melakukan pendalaman materi yang ada di PMM pada semester kemarin dan dilanjutkan pada semester genap ini sebagai persiapan awal menghadapi pelaksanaan sekolah penggerak dengan penerapan kurikulum merdeka mandiri berubah,” ujar Chamim.
Peningkatan mutu para guru beserta pegawai sekolah juga dilakukan melalui pemanfaat PMM, kegiatan workshop, dan bimbingan teknis (bimtek).
“Rencananya di anggaran 2023 ini kami akan melakukan kegiatan workshop, bimtek, dan pemanfaatn PMM, mulai dari bagaimana menyusun kurikulum operasional sekolah (KOS), menyusun perangkat pembelajaran, capaian pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan alur tujuan pembelajaran,” tambah Chamim.
Chamim menegaskan, kegiatan yang akan dilakukan pada tahun ini untuk mensukseskan program sekolah penggerak. “Semua kegiatan kami bertujuan untuk menuju tahap kedua yaitu mandiri berubah serta mensukseskan program sekolah penggerak,” jelasnya.
Pembelajaran yang telah dilakukan di SMPN 10 Mataram selama ditetapkan menjadi sekolah penggerak, yaitu proyek penguatan profil pelajaran pancasila (P5) melalui pengembangan kehidupan berkelanjutan.
“Pengembangan kehidupan berkelanjutan ini melalui bank sampah yang sudah dibentuk dan beroperasi pada awal 2022. Ke depannya, P5 akan kita wujudkan melalui demokrasi pada pemilihan osis dengan memberikan pelajaran sebagai warga negara yang baik bisa diterapkan dalam dunia nyata, bagaimana cara memilih dan proses pemilihan ketua atau pengurus OSIS,” ungkap Chamim.
Chamim menyampaikan, penerapan kurikulum merdeka yang di dalamnya terdapat P5 menjadi leading bagi siswa sehingga tidak hanya teori yang didapatkan dan dipelajari tetapi diajarkan juga aksi nyata.
“Memang diperlukan suatu terobosan dalam membangun generasi mendatang supaya mereka mengetahui jati dirinya bahwa negeri ini berasaskan pancasila, serta menyiapkan generasi mendatang yang lebih baik lagi dengan penguatan literasi, numerasi, keagamaan, kebhinekaan, kemandirian, gotong royong, bernalar kritis, dan kreatif,” pungkas Chamim. (JEF)