Mataram (NTB Satu) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB telah bersepakat dengan PT. Samator untuk menekan peredaran nitrogen cair sebagai bahan keperluan makanan cepat saji seperti ciki ngebul yang dikhawatirkan dapat membuat anak-anak mengalami keracunan. PT. Samator merupakan satu-satunya perusahaan penyedia nitrogen cair di NTB.
Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Mataram, Dra. I Gusti Ayu Adhi Aryapatni mengatakan, pihaknya baru menemukan satu penjual ciki ngebul di Kota Mataram. Menurut keterangan penjual, ia membeli nitrogen cair di PT. Samator. Akhirnya, bersama dengan pihak terkait, Pemprov NTB memberi imbauan kepada PT. Samator untuk memperketat distribusi nitrogen cair kepada para pengolah makanan siap saji.
“Dalam aturan yang berlaku, nitrogen cair hanya dapat digunakan sebagai bahan penolong untuk industri pangan. Maka dari itu, penjaja makanan siap saji sebenarnya tidak boleh mencampur nitrogen cair secara langsung,” ungkap Ayu, di Mataram, Selasa, 17 Januari 2023.
Ayu menceritakan, seorang penjual sempat ngeyel dengan alasan masih memiliki sisa bahan nitrogen yang apabila tidak dijual akan menyebabkan kerugian. Namun, dengan adanya komitmen Pemprov NTB melalui Surat Edaran Pembatasan Penjualan Nitrogen Cair, penjual itu tidak akan diberi toleransi lagi.
“Apabila di dalam ciki ngebul ada cairan nitrogen yang tidak berubah menjadi uap, maka itu akan sangat berbahaya bagi tubuh dan dapat menyebabkan luka robek. Kemudian, bila cairan nitrogen masuk ke dalam saluran pencernaan, kapasitasnya akan meningkat menjadi 700 kali lipat,” jelas Ayu.
Sementara itu, Tim Akuntan PT. Samator, Sri Mahardika mengatakan, untuk di NTB, hanya PT. Samator yang menjual nitrogen cair. Selama ini, PT. Samator mengaku hanya menjual nitrogen cair ke Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan yang ada di NTB dan Laboratorium.
Nitrogen cair dijual ke Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan di NTB bertujuan untuk membekukan sperma hewan.
“Kalau untuk keperluan makanan, kami baru hanya menjual kepada pedagang ciki ngebul yang berjualan di Udayana itu. Selebihnya, tidak ada,” ujar Sri.
Menurut cerita Sri, selama ini Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan di NTB memakai sistem pre-order untuk membeli nitrogen cair. Kontainer-kontainer nitrogen cair itu kemudian diisi di Bali.
Karena beberapa waktu lalu belum ada kasus keracunan akibat ciki ngebul yang memiliki kandungan nitrogen cair, PT. Samator mengizinkan beberapa orang untuk membeli nitrogen cair tanpa proses verifikasi. Namun, setelah ada kasus heboh keracunan akibat ciki ngebul, PT. Samator berkomitmen untuk memberlakukan verifikasi yang ketat bagi setiap pembeli nitrogen cair.
“Apabila pembeli ingin mendapatkan nitrogen cair, kami akan mendata terlebih dahulu dalam daftar master costumer. Kemudian, apabila nitrogen cair memang diperlukan untuk keperluan yang jelas dan tidak merugikan banyak pihak, maka kami akan beri,” pungkas Sri. (GSR)