Mataram (NTB Satu) – Potensi investasi di Nusa Tenggara Barat (NTB) mencuri perhatian Kementerian Investasi. Bahkan, target investasi NTB naik menjadi Rp22 triliun pada tahun 2023 ini. Salah satu yang memicu Kementerian Investasi menaikkan target investasi itu karena adanya progres pembangunan smelter di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).
“Kementarian investasi datang melihat progres pembangunan smelter di KSB, dari sana langsung target investasi di NTB dinaikkan jadi Rp22 triliun. Walaupun sebenarnya angka ini cukup besar,” ujar Kepala Dinas Penamanan Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Provinsi NTB, Moh. Rum.
Rum menyebut beberapa potensi investasi di Nusa Tenggara Barat yang diharapkan sebagai penopang capaian investasi tahun 2023 ini. Di antaranya, KEK Mandalika sekitar Rp1 triliun, smelter di KSB, kegiatan eksplorasi tambang yang dilakukan oleh Sumbawa Timur Mining di Dompu diperkirakan sebesar Rp1,2 triliun, kereta gantung di Rinjani yang diperkirakan juga realisasi investasinya sebesar Rp1 triliun. Meskipun kereta gantung ini ditargetkan rampung tahun 2025 nanti.
Ada juga pembangunan hotel di Sekotong, pembangunan pabrik tepung di Lunyuk, pembangunan pabrik pakan dan peternakan sapi di Samota. Kemudian investasi di Gili Petagan, investasi di Pulau Kelapa (Sape), dan investasi PT. ESL di Lombok Timur wilayah selatan yang ditaksir sekitar Rp1 triliun.
“Melihat potensi-potensi investasi kita tahun 2023 ini, kita masih bisa optimis setidaknya sesuai target dalam RPJMD sebesar Rp17,8 triliun,” jelas Rum.
Terhadap target sebesar Rp22 triliun dari pemerintah pusat, pihaknya juga menjelaskan akan melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota untuk memetakan mana-mana saja potensi investasi yang berpeluang di masing-masing kabupaten/kota.
“Kami juga akan mengoptimalkan peran tim pengawas investasi untuk mendorong para investor yang belum merealisasikan investasinya. Tapi dengan adanya MotoGP, WSBK, MXGP, dan event-event lainnya di NTB, investor-investor dari luar ini cukup banyak yang mau masuk NTB. Makanya kalau punya lahan, sebaiknya jangan dijual. Tapi dikerjasamakan dengan investor agar bisa mendapatkan manfaatnya dalam jangka panjang. Tidak putus begitu saja kalau dijual,” saran Rum.
Wajah NTB dalam lima tahun ke depan diproyeksikan akan berubah drastis. NTB saat ini menjadi destinasi investasi yang cukup menjanjikan. Investasi yang masuk ke NTB terus meningkat didukung sejumlah magnet investasi. Terutama dengan adanya Mandalika dan kawasan industri smelter, serta potensi pariwisata lainnya.
Investasi yang masuk saat ini tidak bisa diukur manfaatnya secara langsung. Tetapi kehadiran investor ini akan sangat dirasakan setelah investasinya diwujudkan. Rum menjelaskan, tahun 2022, Pemprov NTB mendapatkan target investasi sebesar Rp18 triliun. Hingga triwulan III 2022, realisasi investasi sudah mencapai Rp13 triliun lebih.
“Kita masih kekurangan sekitar Rp3 triliun lebih. Tapi yang belum masuk laporan investasi terakhirnya adalah ITDC sekitar Rp2,3 triliun, smelter di KSB, Sumbawa Timur Mining, dan sektor usaha kecil-kecil lainnya. Kalau sudah masuk semua, kita masih yakin target investasi kita tercapai,” pungkas Rum. (ABG)