Mataram (NTB Satu) – Abrasi yang terjadi di sepanjang pesisir pantai di Kota Mataram dan di Gili Trawangan, Meno, dan Air (Tramena) menjadi perhatian Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I. BWS mengusulkan anggaran ke pemerintah pusat sebesar Rp500 miliar lebih untuk menangani abrasi itu.
Kepala BWS Nusa Tenggara I, Dr. Hendra Ahyadi, ST., MT., Kamis, 12 Januari 2022 mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan desain untuk mereduksi gelombang agar tidak menyebabkan abrasi di pesisir pantai di Kota Mataram dan tiga gili di Lombok Utara.
“Desainnya sudah selesai, tinggal menunggu anggaran untuk fisiknya,” katanya.
Untuk membangun pemecah gelombang di Gili Tramena, kebutuhan anggarannya sekitar Rp200-an miliar. Sementara di pesisir Ampenan sampai Mapak Kota Mataram kebutuhannya sekitar Rp300an miliar.
Hendra Ahyadi menyampaikan, tiga gili menjadi perhatian lantaran Gili Tramena sudah masuk sebagai kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN). Penanganannya menggunakan dukungan anggaran pemerintah pusat.
Sebelumnya, beberapa hari jelang pergatian tahun, dari 2022 ke 2023, cuaca ekstrim melanda sejumlah wilayah di NTB. Angin kencang disertai hujan deras terjadi hampir setiap hari hingga beberapa hari memasuki tahun baru. Cuaca ekstrim mengakibatkan terjadinya gelombang tinggi yang menghantam pesisir dan menyebabkan abrasi.
Sebagai bentuk penanganan dampak abrasi, Gubernur NTB , Dr. H. Zulkieflimansyah bahkan merelokasi sejumlah kepala keluarga yang ada di pesisir pantai di Kota Mataram ke kawasan khusus yang disiapkan di Mapak Indah.
Gubernur juga turun ke Gili Trawangan Senin, 9 Januari 2023 mendampingi kunjungan kerja Kepala Bappenas. Selain Gubernur, Bupati Lombok Utara, H. Djohan Sjamsu, SH., juga ikut mendampingi.
Di Trawangan, para pejabat meninjau pelaksanaan program pembangunan nasional yang dilaksanakan di Gili Trawangan. Antara lain, TPST Gili Trawangan, dermaga, serta mengecek kondisi terkini abrasi pantai di 3 Gili akibat cuaca buruk. (ABG)
