Mataram (NTB Satu) – Acara “Aksi Smanda Reunion” yang digelar Rabu, 5 Januari 2022 malam di Parkiran Timur Lombok Epicenterum Mall mendapatkan kecaman dari sejumlah pihak lantaran adanya dugaan tiket palsu yang beredar. Tiket tersebut tidak sesuai standar porporasi kemudian dijual oleh panitia OSIS SMAN 2 Mataram. SMAN 2 Mataram selaku pihak penanggungjawab “Aksi Smanda Reunion” turut angkat suara terhadap dugaan tersebut.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 2 Mataram, Karsinah mengatakan, untuk tiket yang palsu, sebenarnya pihak OSIS SMAN 2 Mataram telah datang ke Badan Keuangan Daerah (BKD) Kota Mataram untuk memporporasi tiket sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ia menerangkan, setelah dilakukan penghitungan bersama, OSIS SMAN 2 Mataram kemudian mengambil tiket yang telah diporporasi.
“Namun, saat tiket akan diambil, jumlah tiket berkurang sebanyak 500 biji dari jumlah awal,” ungkap Karsinah, ditemui NTB Satu di ruang kerjanya, Kamis, 5 Januari 2022.
Selanjutnya, Karsinah menjelaskan, 500 tiket yang hilang adalah tiket dengan kategori Festival A. Kemudian, lantaran BKD Kota Mataram merasa bertanggungjawab, mereka mencetakkan tiket baru yang lengkap dengan porporasi dan dikembalikan kepada pihak OSIS SMAN 2 Mataram. Setelah itu, tidak terdapat komunikasi apapun.
“Sebab, kedua belah pihak merasa bahwa permasalahan telah selesai,” beber Karsinah.
Karena tidak ingin merugikan diri sendiri dan pembeli, OSIS SMAN 2 Kota Mataram mengganggap 500 tiket yang hilang tersebut sebagai tiket palsu. Untuk menanggulangi permasalahan tiket palsu, pihaknya kemudian mengatur strategi agar setiap tiket official dapat diterangi oleh sinar ultraviolet yang memuat gambar “Aksi Smanda Reunion”.
Dengan adanya dugaan pemalsuan tiket, OSIS SMAN 2 Mataram sebenarnya tidak mengetahui hal tersebut. Pasalnya, seluruh tiket “Aksi Smanda Reunion” tidak dicetak di Lombok, kecuali 500 tiket yang hilang tersebut. Proses mencetak ulang 500 tiket yang hilang pun telah mendapatkan pengawasan dari pihak BKD Kota Mataram.
“Nah, terkait adanya protes dari pihak-pihak yang tidak dapat masuk ke dalam area konser lantaran memiliki tiket yang tidak terporporasi, saya yakin bahwa itu adalah 500 tiket yang hilang. Sedangkan, kami hanya menjual tiket yang telah terporporasi saja. Dalam kejadian ini, kami sebenarnya adalah pihak yang dirugikan lantaran dinilai tidak dapat menjual tiket dengan baik,” jelas Karsinah.
Karena terdapat orang-orang yang memiliki tiket tidak terporporasi, OSIS SMAN 2 Mataram akhirnya membolehkan orang-orang tersebut untuk masuk ke lokasi konser. Kemudian, BKD Kota Mataram meminta pihak OSIS SMAN 2 Mataram untuk menandatangani agar kelebihan pembayaran wajib pajak dari tiket-tiket tidak terporporasi dihitung ulang untuk dibayarkan pajak.
“Kalau mau keras-kerasan dengan pihak BKD Kota Mataram, masalah wajib pajak dari tiket-tiket itu tidak akan selesai. Maka, pihak OSIS SMAN 2 Mataram mengalah kemudian menandatangani ketentuan yang dibuat oleh BKD Kota Mataram,” ungkap Karsinah.
Lebih lanjut, Karsinah ingin menyampaikan agar anak-anak sekolah yang sedang belajar berorganisasi tidak dipersulit dengan adanya tindakan-tindakan tidak bertanggungjawab dari pihak-pihak tertentu. Apabila anak-anak tersebut tidak dididik dengan baik, maka itu bukanlah sikap yang terpuji. Menurutnya, anak-anak adalah aset negara dan bangsa.
Terkait dengan adanya narasi pemojokan terhadap panitia penyelenggara “Aksi Smanda Reunion”, Karsinah mengembalikan hal tersebut kepada Tuhan yang Maha Esa.
“Kami tidak memiliki niat apapun selain ingin melaksanakan program yang telah disusun oleh sekolah. Apabila kami ditagih untuk membayar pajak, maka kami akan bayar. Sebab, rezeki telah diatur oleh Tuhan yang Maha Esa,” pungkas Karsinah. (GSR)