Mataram (NTB Satu) – Setiap tahunnya, 10 November selalu diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional. Hal itu sebagai sebuah penghormatan sekaligus momen untuk merenungi betapa kerasnya perjuangan para pendahulu dalam memerdekakan dan membangun tanah air Indonesia.
Tidak heran apabila cerita-cerita perjuangan yang berdarah tersebut banyak diabadikan dalam berbagai bentuk karya, mulai dari buku, film, puisi, hingga lagu.
Dalam lagu atau musik sendiri, begitu banyak karya-karya racikan musisi top tanah air maupun mancanegara dalam mengenang jasa pahlawannya masing-masing. Ada yang dibawakan dengan penuh dentuman, ada pula yang dibawakan dengan irama lembut penuh khusuk.
Berikut NTB Satu merangkum 5 judul lagu yang paling cocok untuk memperingati jasa-jasa pahlawan di masa dahulu yang dikutip dari kapanlagi.com.
- Iwan Fals – Bangunlah Putra Pertiwi
Dalam liriknya, lagu ini tidak langsung menyinggung pada perjuangan para pahlawan divkala merebut kemerdekaan. Namun di sepanjang baitnya, dengan metafora yang menggugah, lagu ini terus membangkitkan optimisme para generasi saat ini bahkan generasi yang mendatang untuk tidak menyia-nyiakan hasil jerih payah para pahlawan, dengan cara membangun Indonesia yang digdaya.
“Terbanglah garudaku, singkirkan kutu-kutu di sayapmu. Berkibarlah benderaku, singkirlan benalu di tiangmu,” bunyi bait tengah dalam lagu tersebut.
- Slank – Bendera 1/2 Tiang
Tidak terlalu berbeda dengan lagu sebelumnya, namun melalui lagu ini, Slank mencoba menyadarkan semua orang, bahwa peperangan dan perpecahan adalah sebuah perbuatan yang percuma. Tidak pernah ada kemenagan sejati.
Seperti yang tergambar dalam penggalan liriknya, “Gak cukupkah banyak nyawa yang hilang dan terbuang percuma. Berapa lagi banyak korban berceceran darah tak berdosa. Putihmu yang suci, jangan ternoda. Merahmu yang berani, diterpa hujan badai.”
- Iwan Fals – Guru Oemar Bakri
Pahlawan tak hanya soal tentara yang berjuang pada zaman penjajahan saja, namun tafsirannya bisa sangat luas. Seperti kisah seorang pahlawan tanpa tanda jasa yang diangkat Iwan Fals dalam lagu Guru Oemar Bakri.
Lewat lagu ini, ia mengangkat cerita tentang susahnya menjadi seorang guru di era masa pemerintahan Orde Baru dulu.
Lewat lirik-liriknya yang sedikit menggelitik, Presiden OI tersebut benar-benar menggambarkan apa itu yang disebut dengan pahlawan tanpa tanda jasa, dimana jalan kehidupan para guru yang keras dan berat.
Seperti dalam penggalan lirik di akhir lagu Oemar Bakri ini, “Oemar Bakri, Oemar Bakri, pegawai negeri, 40 tahun mengabdi, jadi guru jujur berbakti memang makan hati. Oemar Bakri, Oemar Bakri, banyak ciptakan menteri, profesor, dokter, insinyur pun jadi. Tapi mengapa gaji guru Oemar Bakri seperti dikebiri.”
- Efek Rumah Kaca – Di Udara
Dalam lagu ini, Efek Rumah Kaca mengangkat sosok pejuang HAM yang telah mati diracun saat penerbangan pesawat menuju Belanda pada 2004 silam, yaitu Munir Said Thalib atau akrab disapa Cak Munir. Cholil cs menuliskan tentang semangat perjuangan dari sosok Munir yang tak akan mati dimakan zaman.
Mereka yakin, meskipun sang pejuang HAM telah tiada, namun pasti akan ada bibit-bibit baru yang meneruskan perjuangan sosok Munir di masa depan. Sebagaimana tertulis dalam lirik reff lagu Di Udara, “Tapi, aku, tak pernah mati, dan tak akan berhenti.”
- Pink Floyd – Goodbye Blue Sky
Mirip dengan Bendera 1/2 Tiang milik Slank, lagu band kenamaan asal Inggris ini juga menyampaikan dampak buruk dari peperangan. Namun tidak hanya soal perang yang tidak membawa manfaat, namun trauma yang ditinggalkan juga akan sangat dalam.
Penggalan liriknya yang berbunyi “Ohh did you see the frightened ones? Did you hear the falling bombs? The flames are all long gone, but pain lingers on,” seketika membuat merinding para pendengar setia band rock paling progresif tersebut. Terlebih dengan adanya intro suara anak kecil ditengah suara gempuran jet tempur yang sedang bermanuver di atas langit yang tak lagi berwarna biru. (RZK)