ADVERTORIAL

Rotary International ajak Perguruan Tinggi di Mataram Perangi Buta Aksara di NTB

Mataram (NTB Satu) – Angka buta huruf di Provinsi Nusa Tenggara Barat tertinggi kedua dari 32 provinsi di Indonesia selama tahun 2022. Angka itu mencapai 11,03 persen di atas Provinsi Papua yang mencapai 18,81 persen.

Angka itu membuat salah satu organisasi tertua Rotary Internasional yang berpusat di Amerika Serikat tersebut bertekad menurunkan angka buta huruf di Provinsi NTB.

District Governor D3420 Rotary Internasional Lina Soeratman mengatakan puluhan emak-emak yang tergabung dalam Rotary International District 3430 akan mencoba memerangi angka buta huruf di Provinsi NTB.

Baca Juga:

Menurut Lina dalam memerangi angka buta huruf itu akan dikolaborasikan dengan beberapa kampus yang ada di Kota Mataram umumnya Provinsi NTB.

“Di NTB memang angka buta huruf tertinggi kedua di Indonesia. Untuk itu kami mengajak para volunteer jadi pengajarnya yang berasal dari, kampus dan masyarakat bahkan ada dari ibu-ibu Bhayangkari di Polda NTB,” kata Lina saat konferensi pers, Selama 13 Juni 2023 malam di Mataram.

Menurut Lina, untuk menekan angka buta huruf itu, pihak Rotary International yang berpusat di Amerika Serikat akan mencoba memberikan bantuan fasilitas kepada seluruh volunteer di Mataram. Bantuan awal untuk anak-anak dan orang lanjut usia di Dusun Meninting Lombok Barat yang menyandang buta huruf.

“Kami akan mengunjungi desa nelayan (di Meninting) tempat project literasi belajar bersama Rotary. Ini bertujuan memerdekakan masyarakat dari buta aksara dengan memberikan buku belajar membaca secara gratis dan bekerjasama volunteer dari beberapa kalangan,” ujar Lina.

Baca Juga:

Past President Rotary Club of Mataram Lombok, Indah menambahkan, kegiatan belajar bersama untuk memerdekakan masyarakat NTB dari buta aksara ini akan diberikan buku tata cara membaca.

Buku sumbangan dari berbagi sumbangan negara baik dari Amerika Serikat itu akan disebarkan ke beberapa volunteer yang ada di NTB.

“Ada 10.000 buku membaca kita fasilitasi. Untuk pengerjaan ini akan dilakukan oleh project district. Mulai dari berkolaborasi dengan Universitas dan organisasi dan pemerintah,” ujarnya.

Kegiatan memerdekakan buta huruf di NTB ini memang baru pertama dilanjutkan pasca Gempa 2018 dan Pandemi COVID-19 tahun 2021 lalu dengan tema “Beyond Recovery Toward Sustainability”.
“Jadi anak muda yang tergabung dalam Rotary itu bernama Rotrek sebagai volunteer. Memang baru dilaksanakan di desa nelayan. Baru akan ke daerah lain,” ujar Indah.

Chair District 3420 Conference Lombok, Dyah Anggraeni menjelaskan, beberapa kampus di Mataram telah bersedia membantu bekerjasama memerdekakan masyarakat NTB dari angka buta huruf. Seperti Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, Sekolah Tinggi Pariwisata (STP), dan Yarsi Mataram.

Baca Juga:

“Jadi kami sudah perkenalkan dan masuk ke kampus-kampus untuk membantu program yang dijalankan ini. Jadi ada 30 orang emak-emak yang turun ke lapangan 30 orang,” katanya.

Adapun target dari program Rotary International ini minimal angka buta huruf di NTB menurun pada tahun 2025 nanti. Selain itu, program dari district 3420 ini juga akan menyasar kepada ibu ibu PKK di NTB.

“Dananya dari mana? Ini kita iuran masing-masing. Dan ada juga support dari Global Grand sponsornya dari beberapa district. Baik di Amerika , Australia dan beberapa negara lainnya,” pungkas Dyah. (STA*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKLAN
Back to top button