Daerah NTB

Serap Banyak Tenaga Kerja Lokal, ITDC Konsisten Terapkan K3 dalam Pembangunan The Mandalika

Mataram (NTB Satu) – Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) selaku pengembang dan pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika atau The Mandalika mengklaim selalu menerapkan prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai standar kerja dalam setiap proyek yang dikerjakan pada kawasan tersebut.

Salah satu proyek yang tengah berjalan adalah Mandalika Urban and Tourism Infrastructure Project (MUTIP), yaitu proyek pembangunan infrastruktur dasar dan fasilitas pariwisata di kawasan The Mandalika yang dibiayai oleh Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB).

“Dalam pengerjaan proyek MUTIP, setiap pekerja wajib mematuhi aturan K3 yang telah ditetapkan oleh ITDC,” ujar General Manager The Mandalika, Bram Subiandoro, Jumat, 21 Oktober 2022.

Selaku pengelola Kawasan, Bram menegaskan sangat penting untuk selalu memastikan dan memperhatikan K3 serta meningkatkan efektivitas perlindungan K3 yang terukur bagi para pekerja di The Mandalika, sehingga dapat mengurangi dan mencegah kecelakaan dan penyakit akibat bekerja, serta menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan aman untuk mendorong produktivitas pekerja.

“Setiap pekerja dibekali dengan alat pelindung diri (APD) berupa safety helmet, vest, sarung tangan, kaca mata proyek dan safety shoes,” terangnya.

Untuk memastikan tingkat kesehatan pekerja, para pekerja juga diberikan vitamin dan fasilitas pemeriksaan kesehatan rutin setiap satu minggu sekali, serta rutin melakukan pengujian alat-alat kerja sebelum digunakan.

“Penerapan K3 juga merupakan komitmen kami dalam mewujudkan zero accident dalam setiap kegiatan konstruksi. Selain itu, hal ini juga menjadi bentuk ketaatan perusahaan terhadap prinsip Corporate Social Responsibility (CSR), serta upaya dalam menjaga reputasi,” jelas Bram.

Bram menambahkan, selain selalu menerapkan prinsip K3 dalam pelaksanaan proyek, ITDC juga berkomitmen untuk melibatkan sebanyak mungkin masyarakat NTB khususnya masyarakat desa penyangga The Mandalika dalam pembangunan kawasan tersebut. Tentu saja, kata Bram, perekrutan tenaga kerja tetap dilaksanakan dengan profesional, berdasarkan kebutuhan dan memenuhi persyaratan yang ditentukan.

Saat ini, terdapat 741 orang pekerja yang tergabung dalam penyelesaian MUTIP yang berasal dari berbagai daerah, lebih dari 80 persen merupakan tenaga kerja asal NTB, termasuk berasal dari desa penyangga The Mandalika.

“Kami optimis, dengan semakin lengkapnya infrastruktur dasar dan fasilitas pariwisata di kawasan ini, akan menarik minat investor untuk ikut bersama mengembangkan The Mandalika, sehingga dapat membawa multiplier effect bagi masyarakat NTB, khususnya masyarakat Lombok Tengah dan desa penyangga,” tutup Bram. (RZK)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKLAN
Back to top button