Mataram (NTB Satu) – Dibuka oleh Pembawa Acara, Tara Febriani Khaerunnisa, Komunitas Akarpohon Mataram menggelar Perayaan Buku “Satu Keluarga Telah Lengkap” karya Bulan Nurguna pada Sabtu, 24 September 2022 malam di Gerobak Kopi Jalanan, Mataram.
Acara Perayaan Buku “Satu Keluarga Telah Lengkap” turut menghadirkan Bulan Nurguna selaku penulis buku, Puji Retno Hardiningtyas selaku pembahas buku, Ladies Firts selaku pengalihwahana, serta Eno Liska Walini selaku pemandu.
Pembahas Buku sekaligus Kepala Kantor Bahasa NTB, Puji Retno Hardiningtyas mengatakan, penulis buku “Satu Keluarga Telah Lengkap” selalu mencoba untuk mempertanyakan ulang realitas sosial yang telah mapan dengan gaya yang sarkas.
“Hal yang pertama kali saya lakukan ketika membaca buku Satu Keluarga Telah Lengkap adalah menikmatinya terlebih dahulu,” ujar Retno, Minggu, 25 September 2022.
Menurut Retno, buku kumpulan cerpen Satu Keluarga Telah Lengkap memiliki tiga tema besar, yaitu kehidupan domestik dengan perspektif ekonomi, permasalahan sosial, serta pendidikan. Hampir semua cerpen dalam buku memiliki aliran realis. Sebagiannya lagi terdiri dari aliran surealis dan fantastik.
Seluruh cerpen dalam buku Satu Keluarga Telah Lengkap, bagi Retno, sangat luar biasa. Terlebih ketika bagian akhir masing-masing cerpen.
“Cerpen-cerpen Bulan Nurguna membuat saya teringat akan Iwan Simatupang, Danarto, Putu Wijaya, Eka Kurniawan, serta Agus Noor,” papar Retno.
Disinggung mengenai tanggapannya atas Perayaan Buku milik Komunitas Akarpohon Mataram, Retno menjawab, sangat perlu untuk terus dilanjutkan.
Lebih lanjut, Retno menerangkan, sejak kehadiran Komunitas Akarpohon Mataram, sastra di NTB mulai dikenal dan diperbincangkan di kancah nasional. Keberhasilan tersebut mesti ditindaklanjuti dengan mengajak sastrawan di NTB untuk mengkampanyekan cinta menulis kepada seluruh pelajar di NTB.
“Saya harap, kiprah Perayaan Buku tidak hanya dilakukan di Pulau Lombok, melainkan Pulau Sumbawa juga. Selain itu, saya rasa Perayaan Buku perlu mengajak siswa-siswi SMA dan SMK untuk terlibat dan mengenal karya-karya sastrawan di NTB,” tandas Retno.
Sementara itu, Gitaris Ladies First, Mila Aprilia mengatakan, merasa bangga dapat hadir dalam acara Perayaan Buku milik Komunitas Akarpohon Mataram. Sebab, menurutnya, orang-orang yang terlibat dalam Perayaan Buku Satu Keluarga Telah Lengkap adalah orang-orang yang hebat.
“Hal itulah yang kemudian membuat kami merasa bangga,” ujar Mila.
Dalam proses alih wahana, Ladies First memilih cerpen “Kirana dan Ibunya” yang terhimpun dalam buku “Satu Keluarga Telah Lengkap”. Pemilihan tersebut dilakukan lantaran merasa isi dan isu cerpen Kirana dan Ibunya sangat dekat dengan kehidupan para personel band yang mengusung genre musik pop-alternatif tersebut.
Kesulitan dalam mengalihwahanakan cerpen “Kirana dan Ibunya” terletak pada proses menentukan lirik serta melodi yang akan dijadikan sebuah lagu.
“Sebenarnya, kami tidak mengalami kendala teknis apapun selain hanya punya waktu yang singkat untuk mengalihwahanakan. Sebab, kami diberikan buku “Satu Keluarga Telah Lengkap” saat empat hari menjelang acara,” jelas Mila.
Setelah acara Perayaan Buku Satu Keluarga Telah Lengkap, Ladies First merasa tertantang untuk melakukan proses alih wahana kembali. Oleh karena itu, Ladies First berharap agar program yang bernuansa sama dengan Perayaan Buku juga turut dilakukan oleh komunitas-komunitas lain.
“Sebab, musik dan sastra memiliki hubungan yang sangat dekat,” tandas Mila.
Selanjutnya, Penulis Buku Satu Keluarga Telah Lengkap, Bulan Nurguna mengatakan, setelah dirayakan, ia tetap berharap buku Satu Keluarga Telah Lengkap agar makin laris dibeli. Namun, terdapat pula harapan lain, yaitu ingin membuat cerpen-cerpen yang lebih bagus lagi ke depannya dan genrenya makin beragam.
“Saya menyukai hasil bacaan dan pemaparan penilik atas buku Satu Keluarga Telah Lengkap. Sebab, ketika penilik membahas, hasil bacaannya cukup dalam. Bahkan, penilik membahas per satu cerpen yang meliputi isi dan teknik-teknik yang dipakai,” ungkap Bulan.
Pada awalnya, Bulan belajar menulis cerpen secara serius di Akarpohon Mataram sejak 1 Desember 2019. Sejak saat itu sampai 2021, Bulan telah menulis banyak cerpen hingga berhasil melahirkan buku Satu Keluarga Telah Lengkap.
“Sedari kecil, saya senang menulis, puisi, cerpen, novel. Kemudian, saya telah mengirim karya-karya tersebut ke Majalah Bobo dan masih banyak lagi, namun tidak diterima,” cerita Bulan.
Ke depannya, Bulan mengharapkan agar acara dengan nuansa yang sama seperti Perayaan Buku milik Komunitas Akarpohon Mataram terus berkelanjutan. Menurut Bulan hal tersebut begitu penting untuk memajukan dunia sastra di NTB.
“Bukan hanya satu atau dua tahun belaka, namun sampai jangka waktu yang panjang. Keberlanjutan tersebut mesti terus dijaga agar setiap sastrawan makin terpacu untuk terus maju dan tidak kalah oleh sastrawan lainnya,” pungkas Bulan. (GSR)