Daerah NTB

Dengan Sentuhan Warna Alam, Tenun NTB Siap Bersaing di Pasar Global

Mataram (NTB Satu) – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB menyelenggarakan Pelatihan Pewarnaan Alami Wastra Tenun Kepada UMKM binaan dan mitra lainnya. Pelatihan dilaksanakan Senin (29/8) lalu di Yayasan Ponpes Syukur Asyari.

Pelatihan yang berlangsung selama 3 hari sampai dengan tanggal 31 Agustus 2022 ini menghadirkan narasumber ahli pewarnaan alami dari Tom Batik Yogyakarta, Widodo Simbolon.

Wastra tenun merupakan salah satu produk unggulan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang berpotensi ekspor sekaligus pendukung sektor pariwisata dengan beragam jenis dan motif kain tenun yang tersedia.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTB, Heru Saptaji mengatakan, saat ini warna dan tren fesyen terus berkembang menyesuaikan zaman, konsep sustainable fashion juga terus digaungkan guna membangun kesadaran pada konsumen mengenai pentingnya menjaga keseimbangan alam dan mendorong budaya ramah lingkungan.

Teknik pewarnaan alami merupakan salah satu aspek yang perlu terus dikembangkan pada kain tenun dari NTB dalam penerapan konsep sustainable fashion tersebut. Sustainable fashion yang merupakan bagian dari green economy tersebut secara konsisten terus didukung oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB khususnya pada aspek pengembangan wastra tenun NTB.

Oleh karena itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB menginisiasi kegiatan pelatihan pewarnaan alami ini kepada UMKM wastra tenun binaan dan mitra. Pelatihan diikuti oleh 15 peserta yang berasal dari 5 kelompok UMKM yaitu Mawar Tenun, Ana Tenun Sukarara, Bun Mudrak (Lombok Tengah), Tenun Pringgasela, dan Tenun Sangkabira Sembalun (Lombok Timur).

Pelatihan dibuka dengan penyampaian materi, dilanjutkan dengan praktik. Bahan-bahan alam yang digunakan pada praktik pewarnaan alami ini diantaranya kayu bakau (mangrove), kayu secang, buah jelawe, kayu nangka, indigo, daun mangga, daun minden, dan beberapa bahan dari alam sekitar wilayah Sembalun.

Dari hasil praktik tersebut, telah dihasilkan 22 macam warna yang bervariasi dan kekinian diantaranya seperti warna merah muda, lilac, ungu, hijau army, biru, abu-abu, krem, dan sebagainya.

Harapannya dengan terselenggaranya pelatihan ini dapat menumbuhkan semangat menuju sustainable fashion dan green economy, serta mendorong kelompok tenun dalam mengembangkan produk yang lebih berkualitas dan berdaya bersaing tinggi. (ABG)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button