Mataram (NTB Satu) – Kasus dugaan pelecehan yang dilakukan oleh oknum mengaku dosen, terhadap sejumlah mahasiswi di Mataram, terus bergulir di Polda NTB melalui Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum).
“Untuk dugaan kasus pencabulan atau pelecehan mahasiswi ini, penyidik saat ini masih melakukan pendalaman,” kata Kabid Humas Polda NTB, Kombes Pol Artanto, Jumat 5 Agustus 2022.
Namun kata Artanto, penyidik harus berhati-hati dalam melakukan penyelidikan, pasalnya waktu kejadian dari kasus tersebut cukup lama. “Kami (penyidik-red) harus hati-hati. Saat ini masih dilakukan penyelidikan dan harus diurutkan dulu perkaranya, baru kita ke tahap selanjutnya,” sambungnya.
Ditanya terkait kendala apa yang membuat kasus itu terkesan cukup lama dalam penetapan tersangka, Artanto menjelaskan, setiap kasus yang tengah ditangani itu memiliki strategi penanganan berbeda-beda.
“Kalau kendala setiap kasus itu punya tantangan dan kendala masing-masing, yang jelas kasus itu terus bergulir di penyidik Ditkrimum Polda NTB,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak dua orang saksi telah diperiksa atas kasus tersebut. Namun kali ini saksinya bertambah menjadi enam orang yang sudah didatangkan oleh pihak BKBH FH Unram.
Para saksi atau korban adalah mahasiswi dari beberapa perguruan di Kota Mataram. Pelaku pelecehan sendiri memakai modus membantu para korban mengerjakan tugas akhir atau skripsi dengan memanfaatkan jaringannya dengan para dosen di beberapa kampus tersebut.
Dijelaskan Joko, terduga pelaku disebutnya bisa masuk ke kalangan mahasiswa berawal dari pertemanan-pertemanan, seperti dari lingkaran pertama korban A yang dikenalkan oleh bibinya pada si pelaku. Korban A kemudian memiliki teman, dan pelaku mencoba masuk dalam lingkaran pertemanan korban A.
Untuk merayu korbannya, pelaku juga mencoba mencari informasi targetnya. Tentunya dengan memanfaatkan kemampuan metafakta yang dimilikinya. Sehingga korban yang dirayu ini dengan mudahnya percaya apa saja yang dikatakan oleh pelaku. (MIL)