Mataram (NTB Satu) – Harga-harga cenderung mengalami kenaikan, tanpa terkecuali harga ponsel. Kenaikan harga ini sebagai dampak dari ketidakstbilan ekonomi global yang mengakibatkan nilai tukar dolar juga turut mengalami kenaikan.
“Harga ponsel sudah naik sekitar sebulanan ini,” kata Owner Ricky Smartphone, H. Ricky Hartono Putra.
Kenaikan harganya dikisaran 3-5 persen.
Ricky menyebut, kenaikan juga dipicu kenaikan pajak 1 persen yang diberlakukan pemerintah. “Kenaikan harga terutama untuk ponsel dari China. Karena bahan baku, serta proses pengiriman mengalami kenaikan,” jelas Ricky.
Di satu sisi, penjualan juga mulai menujukkan perlambatan dibandingkan sebelum-sebelumnya. Perlambatan penjualan, salah satunya dipicu oleh prioritas penggunaan dana masyarakat.
“Bisa jadi karena ada event-event hiburan, masyarakat menjadi jenuh setelah melalui tekanan Covid-19, pilihannya menggunakan dananya untuk nonton konser misalnya. Yang tiketnya sampai ratusan ribu. Jadi cash flow-nya sementara dialihkan,” imbuhnya.
Kendati begitu, penjualan ponsel tidak mengalami keadaan yang buruk. Kendati ekonomi global cukup berat. Menurut Ricky, ponsel sudah menjadi gaya hidup. Bahkan belanja-belanjapun transaksinya bisa dilakukan hanya menggunakan ponsel.
“Kalau ketinggalan dompet barangkali tidak menjadi masalah. Tapi kalau ketinggalan hape, menjadi masalah. Dengan adanya dompet digital, cukup bayar menggunakan kode batang. Ponsel ini seperti mennadi bagian utama dari gaya hidup,” ujarnya.
Ricky juga menyebut, di tengah sistuasi ekonomi seperti saat ini, ponsel yang paling banyak laku dikisaran harga Rp1 juta, hingga Rp2 juta. Sementara ponsel yang harganya Rp5 juta keatas, umumnya didominasi oleh konsumen yang memiliki penghasilan lebih baik. (ABG)