Daerah NTB

Pusat Data Kekerasan Seksual di Kampus Dibentuk di NTB

Mataram (NTB Satu) – Maraknya kasus kekerasan seksual di NTB membuat Komunitas Senyum Puan pada perayaan Dies Natalis ke-dua meluncurkan Pusat Data atau Data Center Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi. Pusat data ini diharapkan mengisi kekosongan pusat data kekerasan seksual di perguruan tinggi di NTB.

Ketua Komunitas Senyum Puan, Ade Lativa Fitri mengatakan, ide awal mengenai pembentukan pusat data kekerasan seksual di perguruan tinggi tercipta saat Senyum Puan berdiskusi dengan Komnas Perempuan saat berkunjung ke NTB. Dalam diskusi tersebut, Komnas Perempuan dan Senyum Puan membahas mengenai kekerasan seksual yang terjadi pada ruang privat dan perguruan tinggi.

“Kami mendapati fakta bahwa kampus-kampus di NTB belum punya pusat data kasus kekerasan seksual di perguruan tinggi. Padahal, dalam Permendikbudristek nomor 30 Tahun 2021, pemerintah mewajibkan agar seluruh perguruan tinggi membentuk pusat data,” ungkap Ade, ditemui NTB Satu di Amorf Cafe, sesaat setelah menghadiri acara Senyum Puan 2nd Anniversary, Jumat, 15 Juli 2022.

Pembentukan pusat data kekerasan seksual di perguruan tinggi diniatkan bukan hanya untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses data. Namun juga sebagai sebuah studi mengenai klasifikasi korban dan pelaku kekerasan seksual, sehingga memudahkan proses mitigasi.

“Mengenai apakah NTB berstatus daerah darurat kasus kekerasan seksual, sebenarnya indikatornya perlu ditentukan terlebih dahulu. Namun, bila membaca berita yang berseliweran, seperti yang diketahui, kasus kekerasan seksual sangat banyak terjadi di NTB,” papar Ade.

IKLAN

Sumber informasi yang terhimpun di pusat data milik Senyum Puan berasal dari aduan-aduan yang berasal dari program Hotline Ruang Aman Senyum Puan, dan beberapa survei yang telah dilakukan.

Dengan terdapatnya data yang dihimpun oleh Senyum Puan, Ade berharap agar perguruan tinggi yang belum memiliki satgas, segera membentuk satgas-satgas kekerasan seksual. Dengan begitu kerja mengatasi kekerasan seksual akan lebih maksimal.

“Pada kenyataannya, sampai sekarang, beberapa perguruan tinggi tidak kunjung membentuk satgas kekerasan seksual,” tandas Ade.

Sementara itu, Ketua Tim Penggerak Peningkatan Kesejahteraan Keluarga (TPPKK) NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah S.E., M.Sc., sangat mengapresiasi kegiatan Talkshow Perempuan Inspiratif sekaligus peluncuran data center kekerasan seksual di perguruan tinggi.

Peluncuran pusat data kekerasan seksual di perguruan tinggi merupakan terobosan yang berfungsi sebagai saluran bagi para perempuan, terutama pada lingkungan kampus.

“Para perempuan di lingkungan kampus akhirnya merasa memiliki teman-teman yang sebenarnya selalu siap membantu dalam kondisi apapun,” ungkap Niken ditemui NTB Satu di Amorf Cafe, saat menghadiri acara Senyum Puan 2nd Anniversary, Jumat, 15 Juli 2022.

Dengan diluncurkannya pusat data kekerasan seksual di perguruan tinggi, Niken berharap agar Senyum Puan tidak hanya menerima data, melainkan dapat menindaklanjuti bantuan bagi para penyintas kekerasan seksual.

“Seharusnya, setiap kampus memiliki satgas yang khusus menangani kekerasan terhadap perempuan,” papar Niken.

Data center kekerasan seksual di perguruan tinggi dapat menjadi penyemangat para perempuan di lingkungan kampus untuk memerangi kasus kekerasan seksual. Peluncuran data center kekerasan seksual di perguruan tinggi bukanlah tanda bahwa kampus NTB darurat kekerasan seksual.

“Hanya saja, pusat data kekerasan seksual di perguruan tinggi dapat memantik mahasiswa untuk makin menyuarakan bahaya kekerasan seksual,” terang Niken.

Apabila terdapat pusat data kekerasan seksual di perguruan tinggi, hal tersebut diyakini bakal menekan para pelaku kekerasan seksual dalam beraksi. Seperti diketahui bersama, saat ini perempuan makin berani berbicara.

Menurut cerita Niken, pemerintah Provinsi NTB telah memfasilitasi penyintas kekerasan seksual dengan cara membuat UPTD pencegahan pelecehan seksual di seluruh kota dan kabupaten di NTB.

“Yang jelas, Pemerintah Provinsi NTB selalu hadir untuk memberikan bantuan kepada masyarakat, terutama para penyintas kekerasan seksual,” ujar Niken.

Kepada seluruh golongan masyarakat yang memiliki ide tentang cara meningkatkan derajat perempuan, Niken menyarankan agar segera menyampaikan ide tersebut supaya dapat dikerjakan secara seksama.

“Selain itu, saya menyarankan kepada seluruh masyarakat agar membangun jejaring supaya ide-ide yang dilahirkan tidak mandek,” pungkas Niken. (GSR)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button