Kabupaten Bima

Fakta Baru Kasus Penemuan Mayat di Bima, Korban Dibunuh Kakak Tiri

Mataram (NTB Satu) – Kasus penemuan mayat seorang anak berusia 11 tahun di Desa Teke, Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima yang diduga gantung diri, pada tanggal 15 Juni 2022 lalu akhirnya terungkap.

Kabarnya, kasus tersebut bukanlah kasus bunuh diri murni melainkan telah mengarah pada kasus dugaan pembunuhan.

Hal itu dibenarkan Kasi Humas, Iptu Adib Widayaka. Dikatakannya, kasus tersebut bukanlah kasus bunuh diri murni, bahkan pihaknya telah berhasil mengamankan terduga pelakunya.

“Hasil pemeriksaan kedua terhadap saudara HR, akhirnya saudara HR telah mengakui bahwa korban tidak meninggal dengan cara bunuh diri ataupun gantung diri, melainkan korban meninggal karena dibunuh oleh saudara HR 22 tahun, ungkap,” Adib, Selasa 27 Juni 2022.

HR sendiri merupakan kakak tiri beda bapak dengan korban yang masih duduk di bangku kelas empat SD tersebut. “Saudara HR juga termasuk salah seorang dari tiga saksi yang pertama kali menemukan korban meninggal,” imbuhnya.

Awalnya, pihak keluarga korban tidak menuntut atau menyalahkan siapapun atas kasus dugaan bunuh diri itu, dan untuk menguatkan pernyataannya pihak keluarga membuat surat pernyataan menerima dengan ikhlas atas meninggalnya korban.

Seperti diberitakan sebelumnya, pada awalnya korban ditemukan meninggal dengan leher terlilit tali yang terikat di palang kayu kolong rumah panggungnya, Rabu 15 Juni 2022, sekitar Pukul 11.00 Wita.

“Saksi yang melihat pertama kali, adalah saudara HR dan dua orang perempuan yang merupakan tetangga korban. Sedangkan saksi yang pertama kali memegang dan memotong tali ada lima orang warga,” beber Adib.

Sementara itu HR, saat pertama kali diperiksa sebagai saksi, mengaku sekitar Pukul 10.30 Wita, hendak mencari korban untuk disuruh makan siang. Namun tidak ditemukan, sehingga akhirnya HR memeriksa kolong rumah dan menemukan korban sudah dalam keadaan meninggal gantung diri.

Saat itu HR sampai teriak histeris dan membuat kaget dua tetangga perempuan mereka yang langsung mendatangi TKP. “Dua orang tetangganya ikut teriak histeris melihat keadaan korban,” ujar Adib.

Teriakan dari ketiganya ini, sontak mengundang lima warga lainnya menuju TKP dan setibanya, kelima warga ini langsung bermaksud memberi pertolongan pertama karena menurut mereka korban masih bisa terselamatkan.

Usai memotong tali yang melilit leher korban, pihak keluarga dan warga sekitar melarikan korban ke Puskesmas Palibelo. Sayangnya, korban dinyatakan telah meninggal dunia. (MIL)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button