Lombok Tengah

Penancapan Tiang Kereta Gantung Rinjani Pakai Helikopter, Diklaim tak Menebang Pohon

Mataram (NTB Satu) – Rencana pembangunan Kereta Gantung Rinjani di Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah kembali marak dibicarakan setelah beberapa tahun tertunda karena pandemi Covid-19. Rencana pembangunan tersebut mendapatkan banyak penolakan dari aktivis lingkungan karena dianggap akan merusak ekosistem hutan. Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB menampik anggapan itu.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi NTB, Madani Mukarom, pada Senin, 25 April 2022 mengatakan, proses pembangunan kereta gantung tersebut tidak akan merusak ekosistem hutan, karena proses penancapan tiangnya tidak menggunakan transportasi darat, melainkan dengan helikopter.

“Tidak ada lahan yang dibuka dan dirusak, pengangkutan tiangnya menggunakan helikopter. Tempat penancapannya pun tidak mesti menebang pohon,” terang Madani.

Selain itu, lanjut Madani, dalam pengoperasian kereta gantung tersebut tidak akan menimbulkan polusi, karena energi penggeraknya menggunakan pasokan listrik dari PLN.

“Polusi udara dan suara itu tidak ada, karena menggunakan tenaga listrik. Flora dan fauna juga tidak akan terganggu,” tambahnya.

Rencananya, kereta gantung tersebut akan memiliki panjang 11 kilometer, dan titik awalnya di Desa Karang Sidemen lalu naik ke kawasan Hutan Lindung sampai mendekati kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), namun tidak sampai masuk kawasan TNGR.

Sampai saat ini, proyek pembangunan tersebut masih pada tahap Studi Kelayakan Proyek atau Feasibility Study (FS) oleh investor. Setelah itu selesai, maka akan segera masuk pada tahap penyusunan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL).

“Dia akan hitung desain engineering-nya dan FS – nya, kalau dia (investor) sudah bilang layak, baru AMDAL,” tutup Madani.

Sebelumnya, Ketua Wahana Pencinta Alam (Wanapala) NTB, Arie Syahdi Gare mengatakan, menolak dengan keras pembangunan kereta gantung di area Gunung Rinjani. Sebab, Hutan Kemasyarakatan (HKM) di area Gunung Rinjani yang bakal menjadi lokasi pembangunan kereta gantung dipenuhi oleh berbagai jenis fauna dan flora.

“Sumber air masyarakat Lombok Tengah dan selatan, rata-rata berasal dari hulu yang terletak di sekitar Gunung Rinjani. Saat ini, Wanapala NTB menolak pembangunan kereta gantung di area Gunung Rinjani,” ujar Ketua Wahana Pencinta Alam (Wanapala) NTB, Arie Syahdi Gare pada Sabtu, 23 April 2022.

Selain itu, Koordinator Kota Earth Hour Mataram, Wibisono Setiyoadi turut memberikan tanggapan tentang pembangunan kereta gantung di area Gunung Rinjani. Ia mengatakan, pembangunan kereta gantung tidak perlu dipaksakan. Terlebih, jika mengganggu keberlangsungan ekologi. (RZK)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKLAN
Back to top button