Mataram (NTB Satu) – Stasiun Meteorologi Bandara Sultan Muhammad Salahuddin (BMKG Bima) mengingatkan kepada masyarakat agar mewaspadai potensi cuaca ekstrem selama transisi musim hujan ke musim kemarau atau pancaroba dari Maret hingga April 2023.
BMKG Bima memprakirakan curah hujan di wilayah Bima dan Dompu akan menurun mulai 10 Maret 2023 seiring masuknya awal musim kemarau.
Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Salahuddin, Satria Topan Primadi mengatakan, walaupun periode transisi musim cukup singkat, namun sering terjadi cuaca yang cukup ekstrem. Cuaca ekstrem berupa peningkatan pertumbuhan awan yang akan berdampak pada curah hujan yang tinggi sehingga berpotensi memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang bahkan angin puting beliung.
“Pada tanggal 10 Maret hingga April 2023 curah hujan dipredikasi akan menurun seiring dengan masuknya awal musim kemarau di wilayah Bima dan Dompu pada bulan April 2023,” ujar Satria pada Selasa 7 Maret 2023.
Kemudian kondisi tersebut telah dipaparkan oleh BMKG Bima saat rapat koordinasi kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana hidrometeorologi dan penganan pasca banjir yang diselenggarakan di kantor BPBD Kota Bima bersama dengan BNPB dan Sekda Kota Bima.
Rakor tersebut merupakan salah satu upaya BMKG untuk merespons kejadian bencana hidrometeorologi, bencana banjir yang terjadi di wilayah Kota Bima pada Minggu 5 Maret 2023 yang menyebabkan banyak kerugian yang dialami oleh masyarakat yang terdampak.
Dalam pertemuan itu, BMKG Bima bersama BPBD Kota Bima membahas surat keputusan (SK) status tanggap bencana dampak banjir di Kota Bima. BMKG Bima memberikan penjelasan kepada BPBD dan Sekda Kota Bima tentang diseminasi informasi cuaca ekstrem yang telah dikeluarkan oleh BMKG Bima sebelum bencana banjir di Kota Bima, Minggu, 5 Maret 2023.
Diseminasi informasi mengenai cuaca ekstrem tersebut telah diinformasikan melalui kanal media sosial. Berdasarkan pertimbangan dari informasi berupa analisa dan prediksi cuaca yang telah diberikan oleh BMKG Bima. (ADH)
