Hukrim

Kapal PMI Ilegal Diduga Nekad Terobos Cuaca Buruk Demi Hindari Aparat

Mataram (NTB Satu) – Ada indikasi, kapal nekad menerobos cuaca buruk saat mengangkut 50 Pekerja Migran Indonesia (PMI), Rabu 15 Desember 2021 dini hari demi hindari aparat.

Modus kucing kucingan ini, dilakukan para pihak yang bertanggungjawab di balik tragedi tenggelamnya kapal Pekerja Migran Indonesia PMI di Perairan Malaysia.

Mereka nekad menerobos dari Tanjung Uban, Kepulauan Riau (Kepri) menuju Tanjung Balau, Johor Bharu Malaysia pada dini hari Rabu 15 Desember 2021.

Laporan sementara, korban meninggal  19 orang, terdiri dari 13 laki laki dan 6 perempuan. Sementara yang selamat 14 orang, terdiri dari 12 laki-laki dan 2 perempuan. Sedangkan 25 orang lain belum ditemukan.

Melihat kronologi kejadian, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi, S.Sos., MH., menduga pera pelaku memanfaatkan cuaca buruk.

“Mereka nekad menerobos cuaca buruk, karena dalam kondisi itu dianggap pengawasan aparat longgar,” kata Kadisnakertrans menjawab ntbsatu.com.

Aryadi mengungkapkan, saat cuaca buruk, patroli keamanan di laut tidak seketat biasanya. Pada kesempatan itu lah para pelaku menyebrangkan PMI ilegal dari Indonesia ke Malaysia.

“Di saat cuaca buruk seperti ini, kapal aparat yang lakukan patroli sepi. Jadi, saat itulah mereka beraksi,” terang Kadisnakertrans.

Dari kronologi yang disampaikan KJRI Johor Bahru, kapal ini memang nekad menerobos cuaca buruk Rabu 15 Desember. Agar tidak terlacak aparat, mereka berangkat dinihari.

Senada dengan informasi cuaca sekitar perairan Tanjung Balau, Johor Bahru. Saat itu kecepatan angin mencapai 50 – 60 km per jam, dengan ketinggian ombak 3 sampai 5 meter.

“Saat itu hujan disertai petir di sepanjang Pantai Tanjung Balau,” tulis Lim Romiah dari Pelaksana Fungsi Konsul KJRI Johor Bahru.

Kapal karam diterjang ombak saat berusaha menepi ke panti. Dalam posisi kapal terbalik, hingga terseret ke tepi pantai. Posisi kapal tertelungkup.

Ketika petugas tiba, satu jenazah terperangkap dalam kapal, 10 lainnya ditemukan sekitar 30 meter dari tepi pantai.

Jenis kapal yang digunakan adalah Boat Pancung ukuran 25 meter, lebar 3 meter, dilengkapi 4 mesin dengan kapasitas masing masing 200 hp. (DAA/HAK)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button