Kabupaten Bima

Waspadai Kerucut Vulkanik Gunung Sangeang Api Bima, Warga Dilarang Mendekat

Mataram (NTB Satu) – Catatan ahli geologi, Gunung Sangeang Api di Kabupaten Bima masih memiliki kerucut vulkanik primer atau bagian puncak gunung. Dalam kondisi sebagai gunung api aktif, Sangeang Api yang memiliki ketinggian 1.949 ini berpotensi terjadi erupsi namun dengan skala berbeda.

Kubah primer yang belum terangkat akibat erupsi besar ini merupakan kesamaan ciri yang pada Sangeang Api dengan Gunung Semeru, Jawa Timur.

“Kalau Sangeang, karena merupakan kerucut primer, sama seperti Semeru. (Jadi) ada kemungkinan terjadi letusan awan panas maupun jatuhan batu,” kata Ketua Pengurus Daerah (Pengda) Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) NTB, Kusnadi menjawab ntbsatu.com.

Jika akhirnya terjadi erupsi, diprediksi aliran lahar masih sekitar lereng dan kaki gunung. Paparan debu Vulkanik pun hanya sekitar Gunung.

Kesamaan lain yang masih melekat pada Sangeang Api adalah berstatus waspada level II. Artinya menurut Kusnadi, gunung yang pernah erupsi Desember 2012 dan Mei 2014 ini, masih berpotensi memuntahkan abu dan awan panas.

Namun dibanding Semeru maupun Gunung Baru Jari, anak Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Sangeang Api memilik dua kerucut vulkanik aktif. Kerucut pertama disebut Doro Afi dengan ketinggian 1.949 Mdpl dan Doro Mantoi 1.795 Mdpl.

Konsep Mitigasi Berjalan

Dalam kondisi terjadi erupsi, secara geografis relatif lebih aman dibanding Gunung Semeru. Karena di Gunung Sangeang Api tidak terdapat penghuni di lereng maupun kaki gunung.

“Karena posisinya di pulau dan tidak ada penghuninya, maka relatif aman bagi masyarakat yang berada di daratan,” sambung Kusnadi.

Artinya, kata dia, secara konsep mitigasi sudah dijalankan. Tinggal bagaimana aktivitas berladang dan beternak masyarakat di lereng dan kaki gunung agar lebih memperhatikan kondisi status gunungapi.

Sementara update kondisi Gunung Sangeang Api masih berstatus waspada level II. Data Pos Pantau Gunung Api (PGA) Sangeang Api, secara visual gunung terlihat kabut 0-I. Asap kawah nihil.

Kegempaan berjumlah 8 kali, dengan amplitudo 4-7 mm, Durasi 16-32 detik.

Kantor Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan beberapa rekomendasi kepada masyarakat maupun wisatawan, agar tidak beraktivitas di radius 1,5 kilometer dari kawah gunung.

Masyarakat dan wisatawan di sekitar gunung diminta agar mewaspadai bahaya aliran piroklastik, serta dilarang mendekati dua lembah. Yakni daerah di antara Lembah Sori Wala dan Sori Mantau hingga mencapai pantai, serta pada Lembah Sori Boro dan Sori Oi.

“Masyarakat, petani, pengunjung dan wisatawan tidak diperbolehkan mendekati dan beraktivitas pada semua lembah sungai yang berhulu dari pusat aktivitas Sangeangapi. Ini untuk menghindari potensi ancaman bahaya aliran lahar yang mungkin terjadi pada saat hujan,” tulis PVMBG. (HAK)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKLAN
Back to top button