Mataram (NTB Satu) – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Mataram meminta pemerintah daerah agar segera membangun fasilitas hunian sementara (huntara) bagi korban banjir dan tanah longsor, khususnya di Kabupaten Lombok Barat.
Pejabat Ketua Umum HMI Cabang Mataram, Pahri Rahman, menyampaikan bahwa di sejumlah titik wilayah terdampak banjir Lombok Barat belum ada tempat hunian yang layak bagi para pengungsi banjir.
Bahkan Pahri mendesak agar secepatnya ditangani oleh pemerintah daerah, baik Pemprov NTB dan maupun Pemkab Lombok Barat.
Sebab banyak warga yang masih mengungsi di rumah keluarga dan tetangga terdekat, bahkan ada yang masih ditempatkan di masjid terdekat.
“Setelah kita amati dan pantau, masih banyak korban banjir yang mengungsi di rumah keluarga dan tetangga. Hal ini mestinya diperhatikan oleh pemerintah dengan membangun huntara,” tegasnya.
Selain itu, ia menjelaskan tenda pengungsian yang dibangun saat ini dalam keadaan terbuka sehingga para pengungsi seperti lansia dan anak-anak akan mudah terserang penyakit.
“Tenda yang dibuat saat ini memang ada. Tapi kondisinya terbuka. Kita khawatirkan kalau nanti para pengungsi mudah terserang penyakit,” ucap Pj. Ketum HMI ini.
“Belum lagi soal MCK bagi pengungsi yang saat ini di beberapa tempat belum ada,” terangnya menambahkan.
Oleh karena itu, pihaknya berharap agar pemerintah memeperhatikan kebutuhan dasar masyarakat korban banjir guna memastikan keamanan dan kenyamanan mereka.
Sementara, menurut Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB, beberapa kecamatan seperti Gunung Sari, Batu Layar, Lingsar dan Sekotong sebagian wilayahnya terendam oleh banjir.
Korban terdampak akibat banjir tersebut berjumlah 5.244 KK. Dengan rincian Kecamatan Gunung Sari 2.956 KK, Kecamatan Batulayar 985 KK, Kecamatan Lingsar 81 KK, dan Kecamatan Sekotong 1.222 KK.
Selain itu, banjir tersebut mengakibatkan 13 korban jiwa. Dengan rincian, 5 orang meninggal dunia dan 8 orang luka-luka.
BPBD juga mendata bahwa ada sejumlah kerusakan yang ditimbulkan akibat banjir, yakni 455 unit perumahan, 1 fasilitas peribadatan, dan 3 jembatan putus serta puluhan titik talud rusak. (DAA)