Mandalika (NTB Satu) – Ada sensasi berbeda dirasakan para atlet peserta Hutama Karya Endurance Challenge 2021. Pada etape ketiga untuk menuntaskan lomba, suhu di sekitar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika tembus 31 derajat. Sejumlah peserta mengalami keram.
Namun semua tantangan di tiga etape mulai dari renang, sepeda dan lari, terjawab dengan keindahan alam Lombok.
Kesan itu dilontarkan salah seorang peserta yang finish di urutan pertama, Andi Wibowo asal Bali.
Saat etape renang mulai dari Gili Air ke Pantai Sire, ia mengaku salah fokus (Salfok) dengan air laut yang bening.
“Sampai itu, aku liat ikan ikan di laut. Keren abis. Pantainya jernih,” kata Andi, atlet triathlon professional yang dijuluki “Ironman” ini.
Saat masuk ke etape berikutnya menggunakan sepda 100 kilometer, sepanjang jalur Senggigi Lombok Barat, jalannya mulus dan tidak ada rintangan berarti. Ia mengaku malah terkesan dengan sambutan warga lokal.
“Sampai itu ada ibu ibu dan anak anak yang kasi semangat di pinggir jalan,” akunya.
Begitu tiba di etape berikutnya menjajal sirkuit Mandalika. Andi merasakan sensasi berbeda. Suhu yang tembus hingga 31 derajad memaksanya mengeluarkan energy lebih hingga menyebabkan keram di kaki.
“Saya sempat keram tadi pada saat (etape) lari. Tapi itulah tantangan tersendiri saya rasakan kali ini,” sebut Andi, atlet kelahiran Jawa Tengah ini.
Meski demikian Andi bangga bisa menjajal Sirkuit Mandalika meski tidak menggunakan motor balap. “Bagi saya ini kebanggaan, akan jadi cerita sampai anak cucu. Karena menjadi yang pertama menjajal sirkuit ini,” kesannya.
Baginya, HK Endurance Challenge adalah kesempatan emas setelah vakum selama satu tahun lebih di ajang yang sama. Kesempatan itu kemudian ia manfaatkan untuk datang khusus sekaligus sebagai ajang trial.
Kesan luar biasa juga dirasakan atlet asal NTB, Yan Bahtiar yang finish di urutan kedua. Ia sampai harus mengatur ritme pernafasan dan sisa energi untuk menuntaskan etape ketiga.
“Tantangannya di etape terakhir. Panasnya poll,” ujar Yan. Seluruh peserta bahkan tidak berani memacu kecepatan saat berlari.
Beruntung ia sebelumnya sudah latihan menyesuaikan dengan suhu di Mandalika. Sehingga cepat menyesuaikan agar lebih stabil saat bertanding.
Namun begitu, race dari Gili sampai Mandalika menurutnya berbeda sensainya. Tertuama di kawasan sirkuit. “Kalau ditempat lain, biasanya yang suhunya panas di race pegunungan. Di sini total panasnya,” aku pria asal Bima yang sudah mengikuti 29 ajang yang sama ini.
Kompetisi 100 Peserta
HK Endurance Challenge 2021 Lombok Series diikuti oleh 100 peserta mulai dari atlet hingga elites dari 18 negara termasuk Indonesia.
Dilepas Gubernur NTB, Dr. Zulkieflimansyah pukul 06.16 Wita, memulai kompetisi dengan menyebrangi kepulauan Gili Air menuju pantai Legian Sire sejauh 2 kilometer.
Peserta diiringi perahu yang berisi pemain musik tradisional Gendang Beleq khas suku Sasak pada sisi kiri dan kanan rute.
Para peserta challenge rata-rata waktu penyelesaian kurang lebih 1 jam. Kompetisi kemudian dilanjutkan dengan bersepada sejauh 100 km dari Pantai Sire menuju Kuta Mandalika.
Kemudian melanjutkan melintasi tiga wilayah, Kabupaten Lombok Utara, Lombok Tengah, serta Kota Mataram.
Sepanjang bersepeda, para peserta mendapat sambutan dari warga setempat yang berdiri pada sisi kanan dan kiri rute dimana masyarakat tersebut ikut memeriahkan challenge dengan mengibarkan bendera merah putih.
Dari Kuta Mandalika, peserta menyelesaikan challenge terakhir, dengan belari sejauh 21 km mengitari Pertamina Mandalika International Street Circuit sebanyak tiga putaran.
Sirkuit yang dikelola oleh ITDC ini akan menjadi venue event balap motor internasional antara lain Idemitsu Asia Talent Cup (IATC) dan World Superbike (WSBK) 2021 serta MotoGP 2022. (HAK)