Daerah NTB

Motor Listrik Kampus Budi Luhur SEV01, Rekor Ribuan Kilometer Jakarta – Lombok, Jajal Sirkuit Mandalika

Mataram (NTB Satu) – Setelah menempuh 1.340 Km dari Jakarta, Sport Electric Vehicle (BL-SEV01) akhirnya tiba di Lombok Jumat (1/9) lalu. Motor listrik buatan Universitas Budi Luhur Jakarta Selatan ini sukses menjajal Sirkuit Mandalika. Mimpi besar pemilik kampus, motor ini akan menjadi peserta balapan di Sirkuit Mandalika.

Saat mempresentasikan di hadapan media, Sabtu (2/9), Kepala Pusat Studi Motor Listrik Universitas Budi Luhur, Sujono mengatakan motor generasi pertama sebelumnya bekerjasama dengan ITS dijuluki Blitz, kemudian generasi kedua Neo Blitz dan generasi ketiga BL-SEV01, merupakan karya orginal mahasiswa dan dosen setempat.

“Sebelumnya kami sudah ujicoba di sirkuit Sentul, dengan speed tembus 140 Km/jam. Kita ingin cek, lebih ke endurance-nya,” ujar Sujono.

Tim mekanik menjelaskan, rute dan daya tahan motor melewati sejumlah daerah hingga akhirnya tembus ke Mandalika. Dua sirkuit langsung berhasil di jajal, Sentul dan Mandalika.

Tidak ada kendala berarti selama perjalanan. Kecuali saat keluar dari Jakarta nyaris terjadi overhead akibat temperatur mesin mengalami panas ekstrim. Namun beruntung dapat diatasi oleh tim mekanik yang mengiringi selama perjalanan.

BL-SEV01 didukung dengan listrik BLDC 96 volt. Tenaga yang dihasilkan mencapai 16 kW PEAK.

Sementara tenaga batrai dengan kekuatan 48Ah dan controller 96 volt 200 ampere.

Hasilnya, sepeda motor melaju hingga 140 km per jam untuk sekali pengisian batrai dengan waktu habis 4 jam.

“Saat menjajal motor listrik BL-SEV01 dari Jakarta – Mandalika, didukung tiga batrai dan menempuh kecepatan maksimum 100 – 400 km sekali pakai,” ujarnya.

Pada kesempatan sama, Ketua Badan Pengurus Harian (BPH) Yayasan Pendidikan Budi Luhur, Cakti Kasih Hanggoro menambahkan, mimpi besar kampus adalah menjadikan prototype itu diproduksi massal.

“Bahkan bisa ikut kelas motor listrik di balapan Sirkuit Mandalika pada saatnya nanti,” ujar Cakti.

“Kita jangan sampai hanya jadi penonton. Mau jadi penonton atau pemain, pilihannya ada di kita. Sehingga kami ajak mahasiswa dan dosen, akhirnya keluarlah hasil BL-SEV01 ini,” ujar Cakti.

Terkait pertanyaan investasi masa depan untuk pengembangan produk itu, menurutnya bukan proses yang mudah. Sebagaimana produk lokal mobil Esemka atau Gesit yang butuh support pemerintah dan swasta.

“Dalam hal ini, kita wait and see. Harapannya tentusaja ada investor yang dukung, pemerintah juga dukung. Bagaimana pun juga ini adalah produk anak bangsa,” harapnya.

Mimpi yang sama disampaikan Direktur Hubungan International dan Event Ikatan Motor Indonesia (IMI) Dyan Dilato. Ia bangga melihat langsung prototype itu mengaspal dari Jakarta ke Mandalika. Kebanggan sama disampaikan Ketua IMI Pusat Bambang Soesatyo, dalam mengembangkan otomotif tidak semata berpikir soal bisnis.

“Produk BL-SEV10 ini adalah produk lokal yang harus dikelola dengan berpikir internasional,” ujarnya.

Ia mendukung penuh agar prototype itu dapat mengaspal di Sirkuit Mandalika pada saatnya nanti. BL-SEV01 diharapkan bisa masuk di kelas motor listrik seperi lomba Formula I yang dilombakan secara internasional saat ini. (red)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button