Mataram (NTB Satu) – Pabrik pengolah limbah medis Bahan Beracun dan Berbahaya(B3) akhirnya terwujud di NTB. Peresmian di Dusun Koal, Desa Buwun Mas, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat (Lobar), Senin (13/9).
Gubernur NTB, Dr H. Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah hadir langsung dalam peresmian pabrik yang diklaim lebih awal terbangun di NTB itu.
“Selanjutnya, jadi tanggungjawab kita adalah memastikan maintenance operasional dan manajemen pasokan limbah medis,” ujar Wagub. Hadir saat itu, Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 (PLB3), Kementerian Lingkungan Hidup Rosa Vivien Ratnawati.
Wagub lebih jauh mengungkapkan, pembangunan ini sejalan dengan program NTB Asri dan Lestari dan NTB Hijau. Gerakan berbasis hidup bersih dan pengelolaan sampah dan limbah menjadi kesadaran kolektif masyarakat dalam indeks kualitas lingkungan hidup.
Di hilir, pemerintah provinsi juga telah banyak menyiapkan strategi pengolahan dan pengurangan sampah seperti pabrik bahan bakar berteknologi pyrolisis, pabrik plastik brick dan lain lain yang berbasis industri.
Sementara itu Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 (PLB3) Rosa Vivien Ratnawati mengatakan, pabrik pengolah limbah medis ini juga berdampak signifikan dalam rangka penanganan pandemi.
“Selama pandemi saja, jumlah limbah medis Covid se NTB sebesar 295 kilogram perhari. Semoga dengan hadirnya pabrik pengolah B3 semua limbah medis bisa diolah disini,” ujar Vivien.
Untuk itu ia berharap pemerintah provinsi dapat berkoordinasi dengan baik terkait limbah Covid 19 di pelayanan kesehatan dengan kabupaten/ kota agar penularan melalui limbah dapat dicegah. (r)
