Mataram (NTBSatu) – Bupati Sumbawa, Mahmud Abdullah alias Haji Mo mendukung program Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Ai Ngelar di Kabupaten Sumbawa. Program pendukung SPAM akan tersedia di tiga kecamatan di Kabupaten Sumbawa.
Haji Mo mengatakan, progam SPAM akan terlaksana di kecamatan Sumbawa, Unter Iwes, dan Labuan Badas. Selain itu, program SPAM juga akan terlaksana di kawasan Samota.
Untuk data pendukung, berasal dari Kementerian PUPR. Sementara, untuk kelengkapan data, telah mencapai 100 persen.
Data-data tersebut mencakup Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Detail Engineering Design, ketersediaan lahan, feasibility studies, dan dokumen lingkungan.
“Kami telah mengajukan usulan pembangunan air baku SPAM Ai Ngelar,” ungkap Haji Mo, Sabtu, 6 Juli 2024.
Usulan tersebut mencakupi rehabilitasi intake dan jaringan pipa transmisi. Selanjutnya, program ini terlaksana melalui Inpres Percepatan Air Minum Perkotaan Tahun 2024 kapasitas 100 Lt/detik dengan rencana alokasi anggaran Rp34,8 Milyar.
Baca juga: Dua Tahun, ini Sederet Penghargaan Prestisius yang Disabet Haji Mo

Haji Mo saat memberikan materi di Kementerian PUPR
Haji Mo Mendukung Pengembangan Pariwisata
Selanjutnya, Haji Mo mendukung pengembangan KSPN Moyo dan sekitarnya serta menata kawasan permukiman di sekitar kawasan Pantai Gelora. Untuk tahun 2023, telah terlaksana kegiatan penataan kawasan Pantai Gelora Kabupaten Sumbawa.
Penataan itu terlaksana sejak Oktober 2023 hingga Mei 2024 dengan anggaran sebesar Rp18,4 miliar. Kegiatan penataan itu berupa pembuatan jalan tepi pantai, pembangunan ruang terbuka hijau, peningkatan jalan akses lingkungan dan jalan akses masuk kawasan.
Ada pula pembuatan berugak, penerangan, dan lain-lain. Kegiatan itu terlaksana melalui program dan kegiatan pada Dirjen SDA Kementerian PUPR dengan total anggaran Rp16 miliar.
Haji Mo turut mendukung pengembangan Kawasan Agribisnis Poto Tano-Alas Utan yang merupakan kawasan strategis provinsi di Kabupaten Sumbawa. Kawasan tersebut berfungsi sebagai akses alternatif yang menghubungkan Poto Tano dan
Jalur tersebut memiliki peranan penting sebagai jalur logistik bukan hanya untuk kepentingan regional NTB, melainkan jalur utama transportasi darat dari dan menuju Kawasan Indonesia Timur.
“Kami juga telah menyusun feasibility studies, analisis mengenai dampak lingkungan, dengan lahan sebesar 14,791 hektare dengan panjang 5,19 kilometer,” tandas Haji Mo.