Daerah NTB

Rocky Gerung Bahas Isu Perempuan di STP Mataram

Mataram (NTBSatu)Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Mataram Menggelar forum akal sehat pada Kamis, 20 Februari 2025 di Ballroom Mandalika dengan menghadirkan pembicara Rocky Gerung.

Acara dengan tema “Perempuan Dalam Pembentukan Karakter Kepemimpinan” ini dihadiri oleh puluhan audiens. Mereka dari kalangan mahasiswa dan para perempuan dari komunitas maupun lembaga di Kota Mataram.

Selain Rocky Gerung, diskusi oleh STP Mataram menghadirkan beberapa narasumber terkait, seperti Prof. Atun Wardatun, dan Kepala Dinas (Kadis) Perdagangan Provinsi NTB, Baiq Nelly Yunarti.

Salah satu yang menjadi topik pembahasan dalam forum tersebut adalah fungsi perempuan dalam polemik gender.

Hal itu bermula ketika seorang mahasiswa mengungkapkan keresahannya dengan ketidakadilan gender antara laki-laki dan perempuan dalam praktik poligami dan poliandri di Indonesia.

IKLAN

Prof. Atun Wardatun mengatakan, dalam konteks masyarakat tertentu perempuan boleh melakukan praktik poliandri.

“Ini kalau dia bilang perempuan tidak boleh poliandri itu, berarti dia belum membaca. Di Tibet itu perempuan boleh poliandri, jadi tidak universal ketika membolehkan poligami dan poliandri itu,” jelas Atun Wardatun.

Nelly Yuniarti juga mengatakan, dalam beberapa konteks tertentu laki-laki dan perempuan itu itu sama.

“Dapur itu bukan hanya milik perempuan, tetapi milik semua orang yang butuh makan,” ujarnya.

Rocky bawa statement Donald Trump

Lebih dari itu, Rocky Gerung menambahkan, bahwa pandangan tentang ketidakadilan gender antara laki-laki dan perempuan itu tergantung pada lokalitas di daerah tersebut, baik memuat kepentingan politik maupun kebudayaan.

“Donald Trump putuskan gender itu ada dua, laki-laki dan perempuan. Seandainya Presiden berikutnya bukan Trump, ya berubah lagi pandangan itu. Di Sulawesi Selatan gender itu ada lima, laki-laki perempuan, laki-laki keperempuanan, perempuan kelaki-lakian, dan netral. Itu pandangan kebudayaan,” jelas Rocky Gerung.

Demikian juga dengan pandangan poligami dan poliandri, Rocky Gerung menyebut pandangan tersebut tergantung pada lokalitas masyarakatnya.

“Di Indonesia, persepsi perempuan diciptakan dari tulang rusuk adam.”

Di akhir penyampaian, Rocky Gerung mendorong mahasiswa agar terus meningkatkan argumentatif dalam ruang diskusi kampus.

“Jadi ini yang kita sebut sebagai upaya untuk mendorong perdebatan argumentatif di ruang kuliah, hanya boleh didasarkan pada argumen yang bisa di uji dalam rasionalitas. Jadi perlu banyak baca literatur dan ucapkan sendiri,” tandasnya. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button