Mataram (NTBSatu) – Usai berada dalam peringkat tertinggi, kini Indeks Perkembangan Harga (IPH) Provinsi Nusa Tenggara Barat pada minggu 1 Desember tahun 2023 berada pada peringkat terendah se Nasional.
“IPH kita justru mengalami deflasi yakni -1,17 persen. Semua berkat kerjasama TPID Provinsi dan Kabupaten/kota se-NTB. Angka inflasi 2,86 persen pada November kemarin juga harus dipertahankan,”ujar Pj Sekertaris Daerah NTB, Fathurrahman pada NTBSatu, usai penyerahan DIPA dan daftar alokasi TKD di Pendopo Tengah Gubernur NTB, Selasa, 12 Desember 2023.
Fathurrahman mengungkapkan, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian turut mengapresiasi capaian ini. Hal tersebut disampaikannya saat Kemendagri menggelar rapat koordinasi rutin terkait Pengendalian Inflasi Daerah dengan seluruh kepala daerah se-Indonesia pada Senin, 11 Desember 2023.
“Mendagri mengapresiasi NTB khususnya Kabupaten Lombok timur juga daerah lainnya yang mengalami deflasi. Ini akan menjadi contoh bagi daerah lain untuk di jadikan acuan dan bahan evaluasi, “ujarnya.
Diketahui, Lombok Timur menjadi penyumbang deflasi di posisi ke-2 dari kabupaten/ Kota di Seluruh Indonesia yakni di angka -5,80 persen.
Berita Terkini:
- Gubernur NTB Iqbal Curhat BUMD Sedang Tidak Baik-baik Saja, Sebut Petinggi Banyak Diisi Orang “Titipan”
- Dugaan Fraud di BRI Unit Bolo Diusut Kejari Bima
- Pendaftar Seleksi Calon Pengurus Bank NTB Syariah Sudah 98 Orang
- Mei 2025 Bertabur Libur, Ini Tanggalnya!
Selain itu, Fathurahman juga memaparkan Kemendagri turut menyampaikan data badan pusat statistik (BPS) terkait tingkat Inflasi tahunan November mengalami kenaikan yakni inflasi tahun ke tahun sebesar 2,86 persen dan inflasi bulan ke bulan mengalami kenaikan 0,38 persen.
Hal tersebut menurutnya perlu diwaspadai dan dievaluasi karena terjadi trend kenaikan khususnya pada bulan Desember.
Berdasarkan data BPS komoditas terbesar yang memberikan andil terbesar terhadap IPH disebagian besar wilayah di Indonesia adalah cabai rawit dan cabai besar.
Adapun komoditas yang perlu diwaspadai sebagai komoditas utama penyebab inflasi adalah daging ayam ras, telur ayam ras, ikan segar dan tarif angkutan udara.
“Jelang akhir tahun memang ada tren kenaikan harga, terlebih lagi beberapa komoditas penyumbang inflasi tersebut menjadi pantauan kami, ” tandasnya. (STA)