Kota Bima (NTBSatu) – Dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Komoditas Jagung yang diadakan pada Sabtu, 8 Juni 2024, Pj. Wali Kota Bima, H. Mohammad Rum, menekankan pentingnya pembentukan Asosiasi Petani Jagung.
Rapat ini bertujuan untuk mengawasi dan mengawal proses tata kelola pertanian jagung dari penanaman, pemeliharaan, panen, hingga pemasaran dan distribusi hasil panen.
Rapat yang diinisiasi oleh Dinas Pertanian Kota Bima ini berkolaborasi dengan Tim Percepatan Pembangunan dan Inovasi Daerah (TPPID) dan dihadiri oleh jajaran Polres Bima Kota, Dandim 1608 Bima, Kepala OPD terkait, pengusaha, distributor jagung, serta Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) jagung se-Kota Bima.
Dalam sambutannya, H. Mohammad Rum menegaskan bahwa pembentukan asosiasi petani jagung merupakan langkah strategis untuk memastikan tata kelola yang lebih terstruktur dan efisien.
“Asosiasi ini akan berfungsi sebagai wadah koordinasi yang mampu mengawal setiap tahapan dalam proses pertanian jagung, mulai dari penanaman hingga pemasaran,” ujarnya.
Rakor tersebut juga membahas Road Map tata kelola komoditas jagung sebagai bagian dari upaya percepatan pembangunan di era Pj. Wali Kota Bima.
Fokus pembahasan dititikberatkan pada penguatan penanganan komoditas jagung dari hulu ke hilir.
“Dengan penguatan penanganan dari hulu ke hilir, kita berharap jagung dapat menjadi komoditas unggulan yang mampu mendongkrak percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat,” tambah H. Mohammad Rum.
Para peserta rapat, termasuk pihak Polres, Dandim, dan pengusaha, sepakat bahwa kerjasama yang sinergis antara berbagai pihak adalah kunci untuk mencapai tujuan tersebut. Mereka juga menekankan pentingnya inovasi dan penggunaan teknologi dalam proses pertanian jagung agar hasil yang diperoleh lebih optimal.
Rakor ini diharapkan menghasilkan langkah-langkah konkret untuk meningkatkan produksi dan kualitas jagung serta memperluas pasar, sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat Kota Bima.
Dalam presentasi yang disampaikan oleh TPPID Kota Bima, dijelaskan rencana strategis untuk menguatkan komoditas jagung di Kota Bima dari hulu ke hilir. Langkah ini bertujuan menjadikan jagung sebagai komoditas unggulan dengan biaya produksi rendah, hasil produksi tinggi, dan harga yang stabil.
Di sektor hulu, penguatan komoditas jagung dilakukan melalui berbagai upaya seperti bantuan bibit berkualitas, pemenuhan kuota pupuk, ketersediaan obat-obatan pestisida dan organik, pengaturan pola tanam, bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan), penanganan pasca panen dan pengangkutan, serta pengolahan lahan dan penanganan potensi kebencanaan.
Sementara itu, di sektor hilir, langkah-langkah yang diambil meliputi quality control komoditas jagung, pemberian bantuan alat dan mesin sektor agribisnis berbasis jagung, akses pembiayaan perbankan maupun BUMD, bantuan subsidi transport, stabilitas harga oleh Bulog dan Bapenas RI, implementasi digitalisasi, serta kerjasama marketing dan promosi secara e-commerce.
Dengan langkah-langkah ini, TPPID Kota Bima berharap dapat meningkatkan produksi jagung, memperluas pasar, dan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat.
“Kami berkomitmen untuk menjadikan jagung sebagai komoditas unggulan yang dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat Kota Bima,” tegas perwakilan TPPID dalam presentasinya.
Rapat ini menyepakati terbentuknya Asosiasi Petani Penyuplai dan Pengusaha Komoditas Jagung yang ditunjuk secara aklamasi. Semua pihak berharap, dengan terbentuknya asosiasi ini, koordinasi dan sinergi dalam tata kelola komoditas jagung akan semakin kuat dan terarah. (AR/*)