Mataram (NTBSatu) – Seorang penjual kerupuk di Pasar Wonoasih, Probolinggo Nur Hasanah tak henti bersyukur atas kesempatannya menunaikan ibadah haji tahun ini.
Perjalanan panjangnya menabung selama puluhan tahun akhirnya membawanya ke Tanah Suci, meski diwarnai dengan berbagai rintangan dan keterbatasan.
Dilansir dari Kompas.com, Nur Hasanah dan suaminya, Kholili, telah memimpikan untuk berangkat haji sejak lama. Namun, keterbatasan finansial membuat mereka harus bersabar dan menabung sedikit demi sedikit.
Nur Hasanah berjualan kerupuk renteng di pasar sejak dini hari hingga pagi hari, dibantu oleh sang suami yang kini terbaring sakit stroke.
“Alhamdulillah barokah, sambil dibantu suami saya bertani saat itu. Kalau sekarang suami sudah tidak kerja lagi karena sakit stroke,” ujarnya.
Meskipun penghasilannya tak menentu, Nur Hasanah pantang menyerah.
Ia menyisihkan uangnya sedikit demi sedikit, bahkan rela menabung Rp5.000 hingga Rp10.000 setiap hari.
“Namanya juga jualan, terkadang sepi terkadang ramai,” katanya.
Berita Terkini:
- Polres Lombok Tengah Tinjau Pekarangan Lahan Bergizi Milik Warga Pringgarata
- Panja Komisi VIII Kunker ke Arab Saudi, Mahdalena Pastikan Pelayanan Haji 2025 Lebih Baik
- Kebakaran Los Angeles, Fakta di Balik Klaim Rumah Selebritas yang Selamat
- Aneh, Dikbud NTB Alokasikan Pengadaan “Smart Class” Rp25 Miliar tapi Kontrak Rekanan Rp49 Miliar
- Evaluasi Kinerja PT GNE Menurun, Opsi Pembubaran Masih Dikaji
Tekadnya semakin kuat ketika ia mendapat tawaran dana talangan haji dari BMT Syariah. Dengan sisa tabungan Rp11 juta, Nur Hasanah meminjam Rp14 juta dan berhasil melunasi hutangnya dalam waktu satu tahun.
“Setiap hari saya menabung kadang 5 ribu, kadang 10 ribu. Tiap hari Jumat libur. Ketika nabung pada hari Sabtu, saya nabung untuk jatah dua hari,” jelasnya.
Tahun ini, Nur Hasanah dan Kholili seharusnya berangkat bersama ibunda tercinta. Namun, takdir berkata lain, sang ibunda telah lebih dahulu menghadap Sang Pencipta.
Di Tanah Suci nanti, Nur Hasanah akan memanjatkan doa terbaiknya untuk ibunda, anak-anak, dan keluarga di tanah air. Dia juga berharap Allah SWT menyembuhkan penyakitnya dan sang suami.
Nur Hasanah berharap masyarakat diluar sana yang menginginkan sesuatu harus kerja keras agar mimpi tersebut dapat diraih. (WIL)