Pasokan Melimpah, Harga Bawang Merah Bima Turun

Mataram (NTBSatu) – Harga bawang merah Bima yang belakang ini melonjak naik, kini sudah berangsur turun mendekati kisaran normalnya.
Berdasarkan pantauan NTBSatu di Pasar Kebun Roek, Ampenan, harga bumbu dapur ini dibanderol Rp28.000-Rp30.000 per kilogramnya.
Ahmad, salah satu pedagang mengatakan, turunnya harga dikarenakan pasokannya yang melimpah, sebab sebagian petani di Kabupaten Bima sedang memasuki masa panen.
“Kemarin kan tembus Rp60.000 per kilogramnya, sekarang sudah normal lagi,” ujarnya Kamis, 2 Mei 2024.
Namun, ia memperkirakan akan terjadi kenaikan harga kembali menjelang masa Qurban atau Hari Raya Iduladha. Besar kemungkinannya terjadi jika pasokan terlalu banyak dikirim ke luar pulau.
“Kalau diborong seperti kemarin, harga pasti tinggi lagi,” imbuhnya.
Sebelumnya, bawang merah Bima memang mengalami pelonjakan hingga dua kali lipat, karena stoknya yang banyak dikirim ke para tengkulak di Pulau Jawa.
Berita Terkini:
- Baru Pertengahan Tahun, 5.076 Kasus TBC Ditemukan di NTB
- Wanita Haid Tak Bisa Puasa Tasua dan Asyura? Ini Amalan Pengganti Penuh Pahala dan Berkah
- Jaksa Tahan Tiga Tersangka Korupsi KUR BSI Bima
- Kejagung Ganti Kajati dan Wakajati NTB
- Ratusan Pulau Kecil di NTB “Nganggur”, Pemprov Buka Pintu Dikelola Asing
Sementara itu, konsumen banyak mengelukan kenaikan harga-harga pangan, utamanya menjelang hari raya besar keagamaan.
“Iya, walaupun harga bawang turun, tapi yang lain seperti ayam, telur, minyak, gula, cabai naik,” kata Ani, salah satu pembeli.
Ia menyarankan agar pemerintah juga perlu melakukan pengendalian harga khususnya sembako agar masyarakat tidak merasa terbebani dengan lonjakan barang pokok.
Di samping itu, pasar rakyat atau gelar pangan murah tidak digelar saat harga merangsek naik, melainkan rutin dilaksanakan setiap bulan, sehingga harga masih stabil.
“Kalau bisa pasar murah rutin diadakan seminggu sekali, dan dibuat pengumuman resmi agar masyarakat tahu kapan dan di mana lokasinya,” usulnya. (STA)