Mataram (NTBSatu) – Wali Kota Bima periode 2018-2023, H.M Lutfi mengaku menjadi korban politik atas kasus korupsi yang menimpanya.
Hal itu diungkap Lutfi kepada wartawan usai istrinya, Eliya Alwaini dan keluarga lainnya menjadi saksi beberapa waktu lalu.
“Saya di akhir masa jabatan ingin diberikan penghargaan oleh majalah Tempo sebagai apresiasi tokoh Indonesia. Tetapi saya dihadang oleh lawan-lawan politik,” kata Lutfi.
Menurut pria berkacamata ini, kasus ini merupakan pencekalan dirinya sebagai tokoh politik. Karena Lutfi menganggap lawannya tidak menginginkan dirinya kembali memimpin Kota Bima. Bahkan, Lutfi mengklaim bahwa dirinya tidak mampu dikalahkan.
“Saya ini yakin tidak bisa dikalahkan oleh mereka (lawan politik), sehingga mereka menempuh cara-cara seperti ini,” tegasnya.
Berita Terkini:
- Pemprov NTB Salurkan Ratusan Hewan Kurban
- Hotman Paris Kritik KPK Soal Surat Edaran Pengusutan Korupsi di BUMN
- Harga Emas Antam Turun, Peluang Menarik untuk Investasi di Tengah Libur Iduladha
- 15 Ide Olahan Daging Kurban Anti Mainstream yang Bikin Hidangan Lebaran Makin Istimewa
Diakui mantan anggota DPR RI ini, kesaksian sejumlah pihak yang dihadirkan di ruang sidang PN Tipikor Mataram merupakan rekayasa.
“Banyak kebohongan saksi yang ada,” ucapnya.
Sebagian kontraktor di Kota Bima pun dianggap sebagai musuh politiknya. Mulyono atau Baba Ngeng, misalnya.
“Itu dulu, ya. Nanti kita sampaikan lagi,” ucapnya.