Mataram (NTBSatu) – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutkan alasan tiket pesawat yang belum turun usai pandemi Covid-19.
Baca Juga: Harga Tiket Pesawat Masih Mahal, Menhub Ungkap Penyebabnya
Ia berujar penyebab mahalnya harga tiket pesawat adalah kuantitas pesawat beroperasi yang masih sedikit.
Diketahui, total kebutuhan armada untuk seluruh perjalanan sebanyak 700, namun yang tersedia baru ada 440. Dampaknya, herga tiket mahal.
“Kalau bicara jumlah pesawat saja masih kurang. Pak Menhub (Budi Karya Sumadi) mengatakan 440 (pesawat), kebutuhannya 700 (pesawat), makanya tiket masih mahal,” ujarnya di kantor Kementerian BUMN, Kamis, 23 November 2023, dilansir dari CNN.
Berita Terkini:
- Banjir Bandang Terjang Pulau Sumbawa, Nestapa di Ujung Tahun 2024
- Penetapan NTB sebagai Tuan Rumah PON 2028 Masih Tunggu SK Kemenpora
- Kabid SMK Terjaring OTT Seret Nama Kadis Dikbud NTB
- Siswi SMAN 1 Mataram Bawa Tim Hockey Indonesia Juara Asia
Menhub Budi Karya Sumadi pun mengatakan hal serupa, dalam acara Kompas100 CEO Forum, Rabu, 22 November 2023. Ia berujar jumlah pesawat yang beroperasi di Indonesia mengalami penurunan kuantitas secara drastis ditambah dengan suku cadang pesawatnya pun terbatas.
“Di Indonesia yang semula 650 pesawat, sekarang tinggal 400. Itulah yang terjadi apabila kita ke satu tempat dan tempat yang lain kita kesulitan untuk melakukan penerbangan,” ujar Budi.
Selain itu, Harga bahan bakar pesawat, Avtur, yang terus mengalami kenaikan, hal tersebut tentunya menambah biaya operasional,dan berimbas pada kenaikan harga tiket pesawat.
Hal ini terjadi lantaran 40 persen biaya operasional pesawat datang dari Avtur.
Baca Juga: Alasan Tiket Pesawat Mahal, Biaya Umrah Membengkak
“Jika Avtur dari Pertamina membandrol harga yang sama dengan Singapura, ini sangat membantu. Terus yang lain-lain, ini bisa kita lakukan untuk sama-sama menurunkan. Kalau cost daripada aviasi ini menurun, maka daya beli mereka untuk membeli atau me-leasing pesawat-pesawat menjadi baik,” jelas Budi. (STA)