Pemkab Sumbawa Pastikan Stok Pangan Aman Jelang Nataru, Beras Surplus 155.479 Ton
Sumbawa Besar (NTBSatu) – Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa memastikan, Sumbawa aman dari kekurangan pangan menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Menurut data, produksi beras tahun 2025 tercatat surplus 155.479 ton, sementara cabai dan bawang merah mengalami lonjakan signifikan berkat program pemerintah dan semangat petani lokal.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa, Ir. Ni Wayan Rusmawati memaparkan, produksi beras mencapai 239.067 ton, jauh di atas kebutuhan masyarakat sebanyak 83.588 ton. Surplus ini memastikan kebutuhan pokok warga terpenuhi hingga awal 2026.
“Beras aman, tidak ada masalah menjelang Nataru. Surplusnya cukup besar, sehingga stok pangan aman,” kata Wayan, Rabu, 17 Desember 2025.
Selain beras, komoditas pemicu inflasi seperti cabai dan bawang merah juga menunjukkan tren positif. Luas tanam cabai meningkat dari 318 hektare menjadi 617,6 hektare, dengan produksi naik menjadi 7.231 ton.
Sementara itu, bawang merah tumbuh dari 20.106 ton menjadi 30.744 ton dengan luas tanam lebih dari 3.000 hektare.
“Program Sekolah Lapang dan Makan Bergizi Gratis membuat petani termotivasi meningkatkan produksi. Ini hasil nyata kerja sama petani dan pemerintah,” tambahnya.
Ia menyebut, hampir seluruh kecamatan kini juga mengembangkan sayuran dan buah lokal seperti semangka, melon, pisang, pepaya, dan naga.
“Contohnya, petani pisang di Batu Dulang memiliki 700 pohon dan meraup Rp10 juta per bulan, penghasilan panen mereka melebihi gaji pegawai,” ujarnya.
Maksimalkan Penyerapan Program MBG
Ia menambahkan, program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) menyerap hasil panen cabai, terong, tomat, dan kacang panjang untuk dapur umum sekolah, sehingga pasokan lokal langsung terserap.
Wayan menjelaskan saat libur sekolah, kelebihan panen akan dijual ke luar daerah, terutama Lombok, menunjukkan hasil panen mudah terserap pasar. Keberhasilan ini mendorong petani lebih berorientasi bisnis dan berani menambah luas tanam.
Meski stok pangan aman, pengembangan sayuran di dataran tinggi seperti Tepal dan Batu Rotok masih terkendala infrastruktur perpipaan air. Dinas pertanian berencana membantu jaringan air, agar petani dapat menanam sayuran secara optimal.
“Kalau jaringan air sudah tersedia, potensi sayur di dataran tinggi bisa dimaksimalkan. Fokus kita tetap memastikan pangan pokok aman dan kebutuhan Nataru terpenuhi,” tambahnya. (*)



