Diskominfotik NTBPemerintahan

Bincang Kamisan Edisi 14 Soroti Strategi Menjaga Pertumbuhan Ekonomi NTB

Mataram (NTBSatu) – Bincang Kamisan edisi ke-14 menyoroti strategi untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi NTB, setelah tekanan dari sektor tambang muncul akibat kebijakan moratorium ekspor.

Forum tersebut menghadirkan sejumlah narasumber yang memberikan pandangan terukur mengenai kondisi ekonomi daerah, dan peluang penguatan sektor nontambang yang terus menunjukkan tren positif.

Pertemuan yang berlangsung pada Kamis, 2 Oktober 2025 itu mengangkat tema “Menakar Potensi Pertumbuhan Ekonomi NTB Pasca Kebijakan Moratorium Ekspor Tambang”.

Ekonom Universitas Mataram, Dr. Iwan Harsono, M.Ec.; Kepala BPS NTB, Dr. Wahyudin, MM.; dan Kadis Kominfotik NTB, H. Yusron Hadi, ST., M.UM.; hadir untuk menjelaskan arah pertumbuhan ekonomi di hadapan awak media Pemprov NTB.

Dr. Iwan Harsono menegaskan, sektor nontambang tetap tumbuh lebih kuat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Ia menilai pemerintah berhasil menjaga momentum ekonomi melalui pariwisata, pertanian, perdagangan, industri pengolahan, jasa, UMKM, serta penguatan infrastruktur pendukung.

“Skenario moderat dari dua skenario lain konservatif dan optimis, proyeksi non tambang akan tumbuh sebesar 6,1 persen dan di prediksi sampai akhir quartal ke empat 2025 bisa tumbuh 6,2 persen,” jelas Iwan.

Kontribusi Sektor Riil Menguat

Kepala BPS NTB, Dr. Wahyudin, MM., menjelaskan, penguatan ekonomi nontambang melalui program Makanan Bergizi Gratis (MBG). Program tersebut menyerap produksi lokal sekaligus membuka peluang kerja bagi pelaku sektor riil.

Ia menambahkan, NTB membutuhkan sekitar 600 SPPG, sementara jumlah yang tersedia baru mencapai sekitar setengahnya.

“Selain MBG yang menciptakan lapangan kerja. Pemerataan pembangunan dengan penyerapan potensi pertanian, pariwisata, infrastruktur, bisa memberikan dampak positif yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi NTB,” tegasnya.

Sementara itu, Kadis Kominfotik NTB, H. Yusron Hadi, ST., M.UM., menambahkan, sektor pertanian membawa kontribusi terbesar bagi ekonomi daerah. Ia memaparkan, peningkatan nilai tukar petani serta penguatan proses industrialisasi yang mulai menghasilkan perkembangan nyata.

” Jelas ekonomi NTB tumbuh dari quartal pertama ke quartal ke dua, terjadi pertumbuhan ekonomi minus 1,43 menjadi 0,82. Bila kita dalami Sektor nontambang naik dari poin 5,57 menjadi poin 6,08. Untuk kali pertama pertumbuhan sektor pertanian mencapai 10 persen dalam tiga tahun terakhir, angka nilai tukar petani juga mengalami peningkatan 2 persen lebih”, jelasnya.

Bincang Kamisan edisi ke-14 menghasilkan sejumlah rekomendasi, seperti percepatan belanja pemerintah, hilirisasi agro maritim, perluasan pasar nontambang. Selain itu, optimalisasi wisata event, penguatan UMKM, serta koordinasi lintas pihak untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi NTB pada tahun mendatang. (*)

Berita Terkait

Back to top button