DPR RI dan BKKBN Genjot Sosialisasi Cegah Stunting di Lombok Tengah
Mataram (NTBSatu) – Anggota Komisi IX DPR RI, H. M. Muazzim Akbar kembali menghadiri sosialisasi Program Bangga Kencana. Kali ini di Desa Saba, Kecamatan Janapria, Lombok Tengah pada Sabtu, 29 November 2025.
Muazzim hadir bersama Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTB, Dr. Drs. Lalu Makripuddin dan Kepala Dinas PPAPP Lombok Tengah, H. Kusriadi, SKM., Msi.
Muazzim Akbar mengatakan, saat ini Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal dan Pemerintah Pusat sedang memikirkan bagaimana para petani bisa panen sebanyak tiga kali dalam setahun.
“Dalam tahun 2025 ini kita sudah dapat berdaulat di bidang pangan khususnya. Tentu kehadiran saya di sini sesuai dengan yang disampaikan pembawa acara. Yaitu untuk Sosialisasi Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja DPR RI,” ucapnya ketika mengisi materi.
Langkah yang dilakukan adalah memikirkan bagaimana membangun keluarga yang sejahtera. Kemudian, strategi untuk mengatasi stunting.
Untuk mencegah itu, harus mulai dari persoalan pernikahan. Bagi perempuan usia untuk menikah minimal 21 tahun.
“Beberapa waktu lalu viral di NTB perempuan menikah usia 15 tahun yang laki-lakinya usia 16 tahun. Untuk itu penting adanya sosialisasi pada hari ini. Sangat berpengaruh pada kehidupan yang akan datang jika menikah di bawah usia,” terangnya.
Ia menyebut, yang dilakukan pemerintah saat ini sudah bagus. Dari mengatur keluarga yang baik hingga pada perencanaan sebelum berkeluarga.
“Berencana itu keren, diatur usia menikah, diperiksa kesehatannya supaya mengetahui rahim yang sehat untuk perkembangan bayinya,” beber politis PAN ini.
Ia menegaskan, yang utama saat ini adalah pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu caranya adalah mempersiapkan makanan bergizi. Tujuannya untuk mewujudkan yang unggul di masa depan, supaya tidak stunting.
“Mari kita bentuk generasi-generasi yang hebat menuju generasi Indonesia Emas 2045,” ajaknya.
Tanggapan Kepala BKKBN NTB
Sementara itu, Kepala BKKBN NTB, Lalu Makripuddin mengajak masyarakat selalu meningkatkan SDM. Karena kondisi di NTB masih cukup memprihatinkan, khususnya tentang stunting.
Ia menjelaskan, stunting merupakan gagal tumbuh kembang anak karena kekurangan asupan gizi seimbang. Anak yang mengalami stunting, pertumbuhan dan perkembangan tidak seperti anak-anak yang lain. Baik tinggi badan dan perkembangan otak.
“Air susu ibu adalah makan terbaik bagi bayi, untuk itu berikanlah air susu pada bayi sampai usia 2 tahun. Perkembangan otak bayi berkembang sampai usia 2 tahun, setelah itu sudah tidak berkembang lagi,” bebernya.
Karena itu Makripuddin mengingatkan masyarakat gatau memperhatikan anak-anak kita sejak dalam kandungan. “Mari kita bersama-sama cegah stunting untuk Desa Saba menjadi sejahtera,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PPAPP Lombok Tengah, H. Kusriadi mengatakan, angka stunting di Lombok Tengah cukup memprihatinkan. Fenomena ini harus mendapatkan perhatian seluruh pihak.
“Ciri-ciri stunting pertama tingginya tidak sesuai dengan usianya. Kemudian yang kedua IQ, anak yang stunting otaknya tidak berkembang tidak cerdas. Lalu yang ketiga gangguan metabolisme anak sering sakit-sakitan. Oleh karena itu kita diajak oleh bapak dewan untuk mensyiarkan program bangga kencana,” ucapnya.
Lebih jauh, ia menjelaskan, saat ini masih banyak terjadi pernikahan anak usia dini. Terbaru, jumlah perceraian 1.804 dari data Pengadilan Negeri Lombok Tengah.
“Ini semua bisa kita cegah dengan kita melakukannya bersama-sama,” tutupnya mengingatkan. (*)



