Spot Laut dan Kuliner Apung Jadi Daya Tarik Baru Pariwisata Pulau Bungin
Mataram (NTBSatu) – Pulau Bungin terus memperkuat sektor pariwisata, melalui inovasi wisata bahari dan kuliner khas yang menawarkan pengalaman unik bagi pengunjung. Desa Pulau Bungin memiliki wisata kuliner, bahari, dan budaya yang mampu menarik minat wisatawan.
“Kalau soal potensi ada beberapa termasuk pariwisata dan perikanan,” ujar Kepala Desa Pulau Bungin, Jaelani kepada NTBSatu, Selasa, 25 November 2025.
Pemerintah desa bersama masyarakat mendorong pengembangan spot laut, serta kuliner apung yang terletak tepat di tengah laut. Upaya tersebut lahir dari komitmen desa untuk membuka peluang ekonomi baru, sekaligus memperkuat kemandirian warga.
“Di Desa Pulau Bungin akan dikembangkan spot-spot laut dan ada kuliner lesehan apung terletak ditengah laut,” tambahnya.
Potensi budaya juga memberi warna kuat dalam promosi pariwisata desa. Jaelani mengungkapkan, ada Gentao dan Joge Bungin untuk menyambut wisatawan.
“Ada Gentao sama Joge Bungin, ini saya selalu tampil untuk menyambut wisatawan,” jelasnya.
Selain pariwisata, sektor perikanan tetap menjadi penopang ekonomi warga. Terdapat budidaya ikan dan lobster untuk mendongkrak perekonomian masyarakat.
“Untuk ketahanan pangan di sini ada budidaya ikan dan lobster,” tambahnya.
Usaha tersebut membawa dampak besar terhadap pendapatan masyarakat, karena mampu memperkuat perekonomian desa. Dengan pengembangan spot laut, kuliner apung, budaya lokal, serta budidaya perikanan, Pulau Bungin semakin siap memperluas peluang wisata dan ekonomi bagi warganya.
Percepatan Pembangunan
Pemprov NTB menegaskan komitmennya untuk mempercepat pembangunan di berbagai sektor strategis sesuai arah kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi NTB.
Kepala Bappeda Provinsi NTB, Iswandi mengatakan, RPJMD NTB tahun 2025, dijabarkan dalam tujuh misi pembangunan daerah dengan 10 program unggulan. Di mana di dalamnya terdapat tiga isu prioritas.
Tiga isu prioritas itu adalah pengentasan kemiskinan ekstrem, penguatan ketahanan pangan, dan menjadikan NTB sebagai destinasi wisata berkelas dunia.
“RPJMD ini dihajatkan untuk menjawab segala persoalan yang ada di NTB. Misalnya, tantangan seperti kemiskinan, kualitas pendidikan dan kesehatan, ketenagakerjaan, penyalahgunaan narkoba dan sebagainya,” kata Iswandi.
RPJMD NTB tahun 2025-2029 sebagai peta jalan pembangunan lima tahun ke depan. Visi yang akan dicapai adalah “Bangkit bersama menuju NTB Provinsi Kepulauan yang Makmur Mendunia”.
Selain itu, dukungan dalam RPJMD tersebut juga berfokus kepada sektor infrastruktur, kesehatan, dan sebagainya.
Pelaksanaan program pembangunan di setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) kini untuk menjawab target dan indikator RPJMD. Pemerintah memastikan, agar kebijakan pembangunan tetap berjalan secara terukur dan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.
“RPJMD menjadi panduan kita bersama dalam melaksanakan program pembangunan. Setiap OPD wajib menyelaraskan kegiatan agar semua sektor bergerak menuju satu arah: kesejahteraan masyarakat NTB,” ujarnya.
Pada sektor infrastruktur, Pemprov NTB terus mengakselerasi pembangunan dan pemeliharaan jalan provinsi, peningkatan kualitas jembatan, serta memperluas akses konektivitas antarwilayah.
Program ini harapannya mampu memperkuat arus distribusi barang dan jasa, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
Sementara pada sektor kesehatan, Pemprov NTB berkomitmen meningkatkan layanan dasar di seluruh fasilitas kesehatan, baik rumah sakit daerah maupun puskesmas. Pemerintah juga memperkuat sistem pelayanan kesehatan ibu dan anak, serta memperluas cakupan jaminan kesehatan bagi masyarakat tidak mampu.
Sedangkan pada sektor pengentasan kemiskinan, Pemprov NTB mengintegrasikan berbagai program pemberdayaan ekonomi. Termasuk program desa berdaya yang menyasar ribuan desa di NTB.
“Kita tidak hanya membangun infrastruktur fisik, tetapi juga manusia. Penurunan angka kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat menjadi indikator keberhasilan pelaksanaan RPJMD,” tegasnya. (*)



