Pemerintahan

Menhan Sjafrie Sidak Dapur Tentara, Soroti Potongan Ayam hingga Telur Dadar

Jakarta (NTBSatu) – Menteri Pertahanan (Menhan), Sjafrie Sjamsoeddin melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke dapur Yonif TP 857 Gana Gajahsora di Kabupaten Pidie. Momen tersebut diunggah melalui akun Instagram resmi Kementerian Pertahanan @kemhanri, Kamis, 20 November 2025.

Dalam kunjungannya, Sjafrie memastikan langsung penyajian menu konsumsi prajurit dengan standar yang layak dari sisi gizi maupun kebersihan. Ia memeriksa daftar menu harian, kualitas bahan pangan, proses pengolahan makanan, hingga kondisi dapur secara keseluruhan.

Saat meninjau papan menu, Menhan Sjafrie menegaskan, adanya sejumlah aturan baru pengolahan bahan makanan. Ia melarang, penggunaan beberapa metode masak yang berpotensi mengurangi porsi gizi prajurit.

“Ini boleh, ini tidak boleh. Setiap hari tidak boleh lagi ada telur dadar,” ujar Sjafrie, sembari menunjuk daftar menu.

Ia juga memberikan instruksi mengenai penyajian porsi daging ayam . Menurutnya, potongan ayam tidak boleh terlalu kecil agar nilai gizinya tetap maksimal.

“Ayam kau potong berapa? Sepuluh? Tidak bisa. Harus potong delapan,” tegasnya.

Soroti Penyajian Menu

Larangan serupa juga ia sampaikan mengenai pengolahan telur. Sjafrie menyebut, menu telur dadar rawan dicampur sehingga satu telur bisa dibagi untuk beberapa orang dan akan mengurangi jatah protein prajurit.

“Satu telur bisa dimakan lima orang kalau didadar. Tapi kalau telur bulat, satu orang satu,” ucapnya.

Ia menegaskan, hanya boleh menyajikan telur rebus atau mata sapi. Menhan Sjafrie juga menyoroti, kualitas tempe yang ia anggap potongannya terlalu kecil.

Sambil memperlihatkan contoh yang benar, ia mengatakan, “Tempe yang benar itu begini. Tidak boleh potong kecil,” ujarnya sambil menunjukkan dua potong tempe setebal sekitar satu sentimeter.

Saat memasuki area penggorengan, Sjafrie menemukan penggunaan minyak goreng yang sudah berwarna hitam. Ia menilai, minyak jelantah berbahaya.

“Ini minyakmu sudah hitam. Tidak boleh minyak begini. Ini penyakit. Harusnya minyaknya bersih, kuning,” katanya, sebelum memanggil komandan batalyon untuk memberikan instruksi tegas.

Selain itu, ia juga menanyakan kualitas beras dan mengingatkan agar tidak membeli kebutuhan pokok satuan di supermarket karena harga lebih tinggi dan kualitas belum tentu terjamin. (*)

Alan Ananami

Jurnalis NTBSatu

Berita Terkait

Back to top button