Desa Banjar Andalkan Pertanian dan Perkebunan untuk Jaga Ketahanan Pangan
Jakarta (NTBSatu) – Sektor pertanian dan perkebunan merupakan sumber utama penghidupan masyarakat Desa Banjar, Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).
Desa seluas sekitar 400 hektare yang terbagi menjadi empat dusun ini memiliki komoditas unggulan yang menjadi penopang ekonomi warganya.
Kepala Desa Banjar periode 2023–2030, Ahmad Suriyo, menjelaskan bahwa sektor pertanian dan perkebunan masih menjadi tumpuan utama masyarakat. Ia menyebutkan bahwa komoditas padi, jagung, dan pisang merupakan hasil tani dan pangan yang paling dominan.
“Sektor unggulan di desa ini adalah pertanian dan perkebunan. Komoditas andalannya adalah padi, jagung, dan pisang. Kalau musim seperti sekarang ini padi. Nanti ketika masuk bulan Desember itu baru kami pakai jagung. Perkebunan pisang juga lumayan,” ujar Ahmad kepada NTBSatu via WhatsApp, Kamis, 13 November 2025.
Sistem pengairan menjadi faktor pendukung penting bagi keberlanjutan sektor pertanian di Desa Banjar.
Ahmad menerangkan bahwa masyarakat memanfaatkan irigasi sebagai sumber utama pengairan sawah, ditambah dengan curah hujan yang cukup pada musim tertentu.
Selain itu, pemanfaatan air permukaan juga dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pertanian.
“Kami memakai air irigasi untuk mengairi sektor pertanian dan dibantu dengan musim hujan. Kemudian mengandalkan air permukaan. Warga juga meminta pengadaan sumur bor,” tuturnya.
Dari total 308 kepala keluarga yang bermukim di Desa Banjar, sebanyak 527 orang tercatat bekerja di sektor pertanian dan perkebunan.
Percepatan Pembangunan
Sebagai informasi, Pemprov NTB menegaskan komitmennya untuk mempercepat pembangunan di berbagai sektor strategis sesuai arah kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi NTB.
Kepala Bappeda NTB, Iswandi mengatakan, RPJMD NTB tahun 2025, dijabarkan dalam tujuh misi pembangunan daerah dengan 10 program unggulan. Di mana di dalamnya terdapat tiga isu prioritas.
Tiga isu prioritas itu adalah pengentasan kemiskinan ekstrem, penguatan ketahanan pangan, dan menjadikan NTB sebagai destinasi wisata berkelas dunia.
“RPJMD ini dihajatkan untuk menjawab segala persoalan yang ada di NTB. Misalnya, tantangan seperti kemiskinan, kualitas pendidikan dan kesehatan, ketenagakerjaan, penyalahgunaan narkoba dan sebagainya,” kata Iswandi.
RPJMD NTB tahun 2025-2029 sebagai peta jalan pembangunan lima tahun ke depan. Visi yang akan dicapai adalah “bangkit bersama menuju NTB provinsi kepulauan yang makmur mendunia.”
Selain itu, dukungan dalam RPJMD tersebut juga fokus pada sektor infrastruktur, kesehatan, dan sebagainya.
Pelaksanaan program pembangunan di setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) kini arahnya untuk menjawab target dan indikator RPJMD. Pemerintah memastikan agar kebijakan pembangunan tetap berjalan secara terukur dan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.
“RPJMD menjadi panduan kita bersama dalam melaksanakan program pembangunan. Setiap OPD wajib menyelaraskan kegiatan agar semua sektor bergerak menuju satu arah: kesejahteraan masyarakat NTB,” ujarnya.
Pada sektor infrastruktur, Pemprov NTB terus mengakselerasi pembangunan dan pemeliharaan jalan provinsi, peningkatan kualitas jembatan, serta memperluas akses konektivitas antarwilayah.
Harapannya, program ini mampu memperkuat arus distribusi barang dan jasa sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
Sementara pada sektor kesehatan, Pemprov NTB berkomitmen meningkatkan layanan dasar di seluruh fasilitas kesehatan, baik rumah sakit daerah maupun puskesmas. Pemerintah juga memperkuat sistem pelayanan kesehatan ibu dan anak, serta memperluas cakupan jaminan kesehatan bagi masyarakat tidak mampu.
Sedangkan pada sektor pengentasan kemiskinan, Pemprov NTB mengintegrasikan berbagai program pemberdayaan ekonomi. Termasuk program desa berdaya yang menyasar ribuan desa di NTB.
“Kita tidak hanya membangun infrastruktur fisik, tetapi juga manusia. Penurunan angka kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat menjadi indikator keberhasilan pelaksanaan RPJMD,” tegasnya. (*)



