Lima Fakta Terbaru di Balik Ledakan SMAN 72 Kelapa Gading Jakarta Utara
Mataram (NTBSatu) – Ledakan kuat mengguncang SMAN 72 yang berlokasi dalam Kompleks Komando Daerah Maritim (Kodamar) AL, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Jumat siang, 7 November 2025.
Kejadian itu berlangsung di area masjid sekolah dan mengakibatkan puluhan orang mengalami luka-luka. Suara dentuman mengejutkan warga sekitar hingga menimbulkan kepanikan di lingkungan sekolah.
Setelah ledakan terdengar, tim Gegana langsung melakukan penyisiran serta pemeriksaan di area sekolah. Polisi juga menggelar olah tempat kejadian perkara untuk menelusuri sumber ledakan dan mengamankan sejumlah barang bukti. Hingga kini, aparat masih menelusuri penyebab pasti insiden tersebut.
Lima Fakta Terbaru di Balik Ledakan SMAN 72 Kelapa Gading
Melansir CNN Indonesia, Sabtu, 8 November 2025, berikut rangkuman lima fakta terbaru di balik ledakan SMAN 72 Kelapa Gading yang menarik perhatian publik:
1. Ledakan Terjadi Usai Khotbah Jumat
Kapolda Metro Jaya, Irjen Asep Edi Suheri menyampaikan, ledakan terjadi sesaat setelah khotbah salat Jumat berakhir. “Itu pas sudah khotbah, ya. Nanti lengkapnya saya akan sampaikan lagi,” ujar Asep, mengutip CNN Indonesia.
Seorang warga bernama Lazarus juga mengaku mendengar dua kali ledakan. “Ada ledakan kedua, saya langsung reaksi ke penjagaan untuk menginfokan bahwa ada kejadian,” tuturnya.
Lazarus menjelaskan, ledakan pertama terdengar lebih keras daripada yang kedua.
2. Polisi Temukan Benda Menyerupai Senjata
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto mengatakan, petugas menemukan benda menyerupai senjata di sekitar dua korban. “Pokoknya menyerupai, kita belum bisa pastikan apakah itu senpi, atau senjata rakitan belum tahu,” ujarnya.
Lazarus juga melihat benda tersebut di lokasi. Namun, Wamenko Polhukam, Lodewijk Freidrich Paulus menegaskan, benda yang viral di media sosial hanya mainan.
“Ada gambar itu, tapi ternyata senjata mainan, bukan senjata benaran. Setelah kami cek itu senjata mainan,” katanya.
3. Puluhan Korban Alami Luka-luka
Kapolda Metro Jaya mencatat, sebanyak 54 orang mengalami luka ringan hingga sedang. Polisi menyiapkan posko bantuan di Rumah Sakit Yarsi dan RS Islam Cempaka Putih, untuk menolong korban serta keluarganya.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung menyebut jumlah korban mencapai 55 orang. “Ada 55 (korban), (data) dari pak Kapolda,” katanya.
Pramono juga memastikan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menanggung biaya pengobatan seluruh korban tanpa kecuali.
4. Terduga Pelaku Teridentifikasi
Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan, kepolisian sudah mengantongi identitas terduga pelaku.
“Sementara untuk terduga pelaku saat ini sudah kita dapatkan, anggota sedang melakukan pendalaman terkait dengan identitas pelaku, kemudian juga lingkungan pelaku, termasuk rumah dan hal-hal lain yang saat ini sedang kami dalami,” jelasnya.
Pelaku yang juga terluka kini menjalani operasi di rumah sakit. “Salah satu yang saat ini melakukan operasi terduga pelaku dan untuk motif memang saat ini sedang kita dalami berbagi macam informasi, tentunya akan kita kumpulkan supaya menjadi satu informasi yang bulat pada saat diinformasikan,” tambah Sigit.
5. Dugaan Korban Bullying Muncul dari Kesaksian Siswa
Seorang siswa SMA 72 bernama Ilham (bukan nama sebenarnya) menyampaikan, terduga pelaku sering menjadi korban perundungan di sekolah. “Iya benar. Dia tuh kayak enggak kuat mentalnya,” ungkapnya.
Ilham juga menjelaskan, pelaku kerap menyendiri dan gemar menggambar hal-hal bernuansa ekstremisme serta menonton video perang.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto memastikan, penyidik akan menelusuri dugaan perundungan tersebut agar informasi yang beredar tetap akurat. “Iya tentunya informasi apa yang diterima dan ditemukan harus didalami oleh penyidik agar tidak simpang siur informasi,” ujarnya.
Presiden Prabowo Subianto melalui Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi menekankan pentingnya prioritas penanganan korban. “Beliau tadi pertama bereaksi untuk prioritas ke korban penanganan korban,” kata Prasetyo di Istana Kepresidenan.
Presiden juga mengingatkan seluruh masyarakat untuk selalu waspada, serta peduli terhadap lingkungan sekitar agar kejadian serupa tidak kembali terjadi, terutama di area sekolah yang seharusnya menjadi tempat aman bagi para siswa. (*)



