Hukrim

Misteri “Agartha” dan “14 Words” di Senjata Mainan SMAN 72, Apa Maknanya?

Mataram (NTBSatu) – Polisi menemukan sebuah senjata mainan dalam insiden ledakan yang mengguncang SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Jumat siang, 7 November 2025.

Meski bukan senjata sungguhan, benda tersebut menimbulkan perhatian luas karena memiliki tulisan yang berhubungan dengan tokoh-tokoh pelaku teror dunia.

Pakar terorisme dan intelijen, Ridlwan Habib menjelaskan, tulisan pada senjata itu mencantumkan beberapa nama pelaku aksi teror internasional.

“Brenton Tarrant adalah pelaku teror di Selandia Baru dengan 51 korban tewas. Alexandre Bissonnette merupakan pelaku penyerangan masjid di Kanada. Lalu, ada satu lagi teroris berideologi Nazi di Italia,” ujarnya, mengutip Kompas.com, Sabtu, 8 November 2025.

Dalam foto yang beredar di media sosial, terlihat tulisan “14 Words For Agartha” serta “Brenton Tarrant Welcome to Hell” pada bagian badan senjata mainan tersebut.

Makna Simbol “For Agartha” dan “14 Words”

Tulisan “For Agartha” dan “14 Words” memiliki makna simbolik yang berkaitan dengan ideologi ekstrem dan teori konspirasi. Sementara itu, para pendukung ideologi supremasi kulit putih memperkenalkan istilah “14 Words” sebagai slogan yang sering mereka gunakan dalam gerakan terorisme global.

Kalimat lengkap dari slogan ini berbunyi, “We must secure the existence of our people and a future for white children” (Kita harus menjamin keberadaan bangsa kita dan masa depan bagi anak-anak kulit putih).

David Lane, anggota kelompok ekstrem kanan Amerika Serikat bernama The Order, menciptakan slogan tersebut pada era 1980-an. Angka 14 merepresentasikan jumlah kata dalam kalimat tersebut.

The Guardian menyebut kelompok rasis, neo-Nazi, dan ekstremis sayap kanan menggunakan simbol ini sebagai kode rahasia di antara mereka.

Sementara itu, Agartha mengacu pada legenda tentang sebuah kota mitologis yang dipercaya berada di bawah permukaan bumi. Cerita mengenai kota ini kerap muncul dalam berbagai karya sastra dan budaya populer.

Melansir Kompas.id, sutradara Joko Anwar pernah mengangkat kisah Agartha melalui serial Nightmares and Daydreams.

Kisah Agartha juga muncul dalam buku Les fils de Dieu karya penulis Prancis Louis Jacolliot pada tahun 1873. Ia menggambarkan Agartha sebagai peradaban yang sudah ada jauh sebelum peradaban kuno Mohenjo Daro, yang menurut bukti arkeologis dibangun sekitar tahun 2.500 sebelum Masehi.

Namun, hingga kini belum ada bukti ilmiah yang mendukung keberadaan kota bawah tanah tersebut.

Saat ini, Polri terus menelusuri motif di balik ledakan yang melibatkan siswa SMAN 72 Kelapa Gading tersebut. Dugaan sementara mengarah pada kemungkinan adanya faktor perundungan yang memicu tindakan itu.

Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Wamenkopolhukam), Lodewijk Freidrich Paulus meminta publik tidak terburu-buru menyimpulkan kasus peledakan di SMAN 72 ini sebagai aksi teror.

“Jangan dikatakan ini aksi teroris. Belum, kita belum sampai ke sana, ya. Jadi biarkan aparat bekerja dulu,” ujarnya, mengutip Kompas.com, Sabtu, 8 November 2025. (*)

Berita Terkait

Back to top button