INTERNASIONAL

Xi Jinping Beri Hadiah Dua Smartphone Xiaomi, Presiden Korsel: Amankan?

Jakarta (NTBSatu) – Presiden China, Xi Jinping memberikan hadiah dua smartphone merek Xiaomi kepada Presiden Korea Selatan (Korsel), Lee Jae Myung.

Xi Jinping menyerahkan hadiah tersebut saat pertemuan bilateral, usai menghadiri KTT APEC di Gyeongju, Korea Selatan, Sabtu, 1 November 2025.

Berdasarkan video resmi yang beredar, hadiah dua smartphone merupakan Xiaomi 15 Ultra dengan kemasan kotak berwarna hitam. Ponsel ini resmi rilis di China tahun 2024 lalu dan peluncurannya secara global di Barcelona Maret 2025.

Tidak diketahui mengapa Xi memilih Xiaomi 15 Ultra sebagai hadiah. Pasalnya, Xiaomi memiliki smartphone flagship baru, yakni Xiaomi 17 yang baru rilis akhir September lalu.

Mengutip outlet media Korea Selatan The Asian Business Daily, dipilihnya Xiaomi 15 Ultra kemungkinan karena ponsel ini dibekali panel layar buatan perusahaan asal Korea Selatan.

Hal itu juga Xi katakan kepada Lee. Dalam kesempatan tersebut, Xi menyebutkan, layar ponsel Xiaomi yang ia berikan ke Lee, merupakan hasil produksi dari salah satu perusahaan di Korea Selatan.

Selain itu, Xiaomi 17 juga belum rilis secara global. Sehingga, memilih Xiaomi 15 Ultra yang menjadi model flagship tertinggi Xiaomi di pasar global saat ini, tampak lebih masuk akal.

Candaan Presiden Korea Selatan

Ada momen menarik saat menerima hadiah smartphone Xiaomi itu. Lee melontarkan candaan ringan dengan menanyakan seberapa ketat keamanan perangkat untuk keperluan komunikasi. “Apakah jalur komunikasinya aman?,” tanya Lee sambil tertawa, sebagaimana pemberitaan The Korea Herald.

Xi kemudian memberikan jawaban singkat, mempersilakan Lee untuk memeriksa sendiri apakah ada backdoor di ponsel Xiaomi tersebut. “Anda bisa memeriksa apakah ada pintu belakang (backdoor),” jawab Xi yang juga tertawa. 

Sebagai informasi, bakcdoor merupakan sejenis perangkat lunak yang mempermudah peretas untuk masuk dan mengakses data korban melalui sistem, tanpa harus melakukan autentifikasi. Istilah backdoor sendiri kerap berkaitan dengan isu keamanan digital dan perlindungan komunikasi pejabat negara.

Biasanya, celah ini peretas susupi untuk memata-matai dan mengendalikan ponsel korban secara penuh.  Meski disampaikan dengan nada bercanda, pertanyaan Lee dinilai mencerminkan kewaspadaan Korea terhadap potensi risiko keamanan digital di negaranya. (*)

Alan Ananami

Jurnalis NTBSatu

Berita Terkait

Back to top button