Pemerintahan

Anggaran Riset Tembus Rp1,6 Miliar, Brida NTB Pastikan Belum Final

Mataram (NTBSatu) – Pemprov NTB teridentifikasi mengalokasikan anggaran cukup besar untuk melakukan penelitian sejumlah objek. Nilai total paket Rp1,6 Miliar. Rata rata paket tak lebih dari Rp400 juta, dengan penempatan  kegiatan pada Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) NTB.

Tercatat delapan kegiatan riset yang anggarannya mengalir ke badan tersebut, berdasarkan data sirup LKPP diperoleh NTBSatu, 10 Oktober 2025.

Anggaran ini mencakup sejumlah kegiatan dengan nama paket belanja non konstruksi, jasa studi penelitian dan bantuan teknik.  Tercantum juga masing masing kode Rencana Umum Pengadaan (RUP).   Jadwal pelaksanaan kontrak Juni – November 2025.  

Dikutip dari situs resmi LKPP, rincian pengadaan tersebut sebagai berikut:

Pagu Rp100 juta untuk jasa studi penelitian dan bantuan teknik – konversi motor BBM menjadi motor Listrik. Spesifikasi pekerjaannya, studi kelayakan aneka energi baru dan terbarukan (EBT).

Pagu Rp200 juta, untuk biaya penyusunan dokumen lingkungan penanganan jalan dan jembatan.

Pagu Rp200 juta juga untuk kegiatan yang sama, biaya penyusunan dokumen lingkungan penanganan jalan dan jembatan.

Pagu Rp400 Juta, untuk spesifikasi pekerjaan  jasa studi penelitian dan bantuan teknik.  

Pagu Rp200 Juta, untuk pekerjaan navigasi dampak sosioekonomi dan kesehatan dari konsumsi daging Sapi terhadap penyakit tidak menular di perkotaan -pedesaan di NTB.

Pagu Rp200 Juta, dua paket untuk jasa konsultansi penelitian dan pengembangan.

Pagu Rp100 juta, angka relatif paling kecil dari pagu lainnya. Peruntukannya, penelitian genealogi keilmuan dan Tariqoh Ba’alawy di Lombok.

Pagu terakhir Rp200 juta, untuk riset mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan air kelor dan rumput laut sebagai pengganti protein susu.

Pengadaan Belum Final

Kepala Brida NTB I Gde Aryadi meluruskan, alokasi anggaran itu belum final. Sebab masih menunggu perubahan nomenklatur dan ditetapkan pada APBD Perubahan.

“Ada perubahan soal nama kegiatan. Sehingga belum tereksekusi. Setelah APBD perubahan ini, kita bisa tindak lanjuti,” ujar Gde kepada NTBSatu, Jumat 10 Oktober 2025.

Sembari menunggu penetapan APBD perubahan, pihaknya sudah punya rancangan detail untuk delapan kegiatan riset itu. Bentuknya, riset dan inovasi  bermitra dengan lembaga untuk mendukung pencapaian visi misi daerah.

“Contohnya riset dan inovasi untuk mendukung penanganan kemiskinan ekstrem, penanganan stunting, ketahanan pangan, pariwisata kelas dunia,” tandas Gde.


Mantan Kadisnakertrans NTB ini menggambarkan, instansi yang dipimpinnya punya visi, dengan alokasi ini tidak berhenti sampai dokumen riset saja.

“Tapi riset sekaligus ada hilirisasi atau produk yang dihasilkan,” tandasnya.

Karena itu, mensukseskan kegiatan riset ini ke depan, Ia akan bermitra dengan Fatepa Unram, Fakultas Kedokteran Unram, UIN, UMMAT, UGR, Majelis Adat Sasak, Brin, Konsorsium Perguruan Tinggi, lembaga riset dan komunitas riset dan inovasi lainnya. 

“Misalnya di KLU, kami pengembangan Kurma dan Kacang Sancha Inchi, di TPA Kebon Kongoq kami riset mengolah Lindi menjadi biogas, bersama Fatepa dan kedokteran Unram. Kami juga riset dan produk untuk penanganan stunting,” urainya. (*)

Berita Terkait

Back to top button