Dewan Tegaskan Pentingnya Grand Design Tata Ruang untuk Kota Mataram

Mataram (NTBSatu) – Kepadatan lalu lintas di Kota Mataram kian terasa dari tahun ke tahun. Pertumbuhan kawasan permukiman, bisnis, dan perdagangan yang pesat di berbagai sudut kota ternyata tidak diikuti dengan perencanaan tata ruang dan transportasi yang matang.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Mataram, Ahmad Azhari Gufron menilai, persoalan kemacetan yang semakin sering terjadi menandakan lemahnya sistem tata kelola kota.
Ia menyebut, pembangunanselama ini belum mengedepankan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kapasitas infrastruktur.
“Perkembangan Mataram memang cepat, tapi arahnya belum jelas. Banyak pembangunan tanpa perencanaan transportasi yang menyeluruh. Akibatnya, warga makin sering terjebak macet,” kata Gufron, Jumat, 10 Oktober 2025.
Menurutnya, ruas-ruas jalan utama seperti Pejanggik, Pagutan, dan Rembiga kini hampir selalu padat pada jam-jam sibuk.
Pada sisi lain maraknya parkir liar dan minimnya ruang terbuka yang bisa mengurai arus kendaraan memperparah tingkat kemacetan.
“Masalah lalu lintas tidak bisa diatasi hanya dengan memperlebar jalan. Perlu penataan yang lebih menyeluruh,” tegasnya.
Parkir dan Fasilitas Umum Belum Dikelola Baik
Selain lalu lintas, Gufron juga menyoroti pengelolaan parkir di Kota Mataram yang belum efektif.
Menurutnya, pendapatan dari retribusi parkir seharusnya untuk memperbaiki sarana jalan dan fasilitas umum, bukan sekadar menambah kas daerah.
“Warga sudah bayar parkir, tapi kondisi jalan dan fasilitas publiknya belum banyak berubah. Artinya, sistemnya belum berjalan optimal,” ujar Gufron.
Ia menambahkan, persoalan parkir yang tidak tertata justru memperburuk kemacetan, terutama di kawasan perdagangan dan sekolah. DPRD meminta Pemkot lebih serius menata kembali sistem parkir, termasuk menyiapkan lahan khusus parkir yang memadai di pusat-pusat aktivitas warga.
Gufron juga menyoroti arah pembangunan kota. Ia menilai belum memiliki panduan jangka panjang. Menurutnya, sejumlah proyek fisik di Mataram cenderung bersifat sektoral tanpa keterpaduan antarwilayah.
“Kalau arah pembangunan tidak segera Pemkot benahi, kota ini bisa tumbuh tanpa kendali. Kita butuh perencanaan yang jelas agar setiap pembangunan punya dampak positif bagi masyarakat,” ujarnya.
Ia menegaskan, DPRD akan terus mendorong agar Pemkot menyiapkan grand design tata ruang dan transportasi yang bisa menjadi panduan bersama.
“Sudah saatnya Pemkot menyiapkan rencana besar yang jelas, bukan sekadar proyek tahunan. Mataram perlu berkembang dengan konsep yang berpihak pada kenyamanan warganya,” pungkasnya.
Tata Ruang Harus Diimbangi Transportasi
Sementara itu, akademisi Universitas Muhammadiyah Mataram, Dr. Muhammad Ali, M.Si, menilai masalah kemacetan bukan hanya akibat jumlah kendaraan yang meningkat, tetapi juga kurangnya keseimbangan antara pembangunan kota dan pengelolaan ruang publik.
“Pertambahan kendaraan memang tidak bisa kita hindari, tapi yang perlu pemerintah perhatikan adalah bagaimana sistem transportasi bisa mendukung aktivitas warga tanpa menambah beban jalan,” jelasnya.
Ali menambahkan, kota modern seharusnya menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan yang memperhatikan konektivitas antarwilayah dan akses publik.
“Kalau arah tata kota masih seperti sekarang, persoalan macet akan terus berulang,” katanya. (*)