Tembakau Lombok Timur Susah Laku

Lombok Timur (NTBSatu) – Petani tembakau Virginia di Lombok Timur tengah menghadapi kesulitan besar, karena hasil panen mereka sulit terjual.
Meski masa panen telah berakhir, gudang penyimpanan masih penuh dengan tembakau kering yang belum pembeli minati.
Kondisi sulit ini terutama petani swadaya alami yang tidak bermitra dengan perusahaan. Hujan yang mengguyur saat masa panen membuat kualitas tembakau menurun, sehingga pembeli menawar dengan harga sangat rendah.
Muhammad Khairi Habibi, petani swadaya asal Kecamatan Sakra mengungkapkan, hanya tembakau hasil oven pertama dan kedua yang berhasil terjual. Sementara hasil oven ketiga hingga akhir masih menumpuk di gudang.
“Ada memang yang datang nawar, tetapi terlalu murah mintanya,” ujarnya, Selasa, 30 September 2025.
Tawaran tembakau berkualitas rendah kini hanya di bawah Rp10.000 per kilogram. Sementara, kualitas yang dianggap baik hanya Rp30.000 hingga Rp35.000 per kilogram.
Menurut Habibi, jika petani menjual dengan harga tersebut, kerugian bisa mencapai ratusan juta rupiah. Hal serupa banyak petani lain di Lombok Timur alami. Stok tembakau kering menumpuk berton-ton karena tidak laku.
Petani mendesak pemerintah daerah dan provinsi segera turun tangan dengan mendorong perusahaan menyerap hasil panen petani. Namun, kabar yang beredar menyebut sejumlah perusahaan telah menutup pembelian lebih awal.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Daerah (Sekda) Lombok Timur, Juaini Taofik menegaskan, perusahaan mitra tetap menyerap hasil panen petani. Ia mengakui harga tahun ini lebih rendah daripada 2024, tetapi menurutnya penurunan tidak terlalu tajam.
“Kalau yang grade (nilai, red) rendah saja sudah dibeli, pasti petani tidak akan merugi,” katanya. (*)