Disuntik Rp8 Miliar, Gubernur Iqbal Sebut PT GNE Masih Punya Potensi

Mataram (NTBSatu) – Bukan menjadi rahasia umum, kondisi PT Gerbang NTB Emas (GNE) sekarang sedang tidak baik-baik saja. Baik dari sisi pengelolaan keuangan maupun manajerial kepengurusan.
Dalam beberapa tahun terakhir, PT GNE belum menyumbang deviden atau berkontribusi terhadap pendapatan daerah. Termasuk masih meninggalkan utang yang cukup besar.
Kondisi ini mengharuskan Pemprov NTB memberikan suntikan dana sebesar Rp8 miliar. Tujuannya untuk menyelamatkan perusahaan plat merah ini.
Meski terbilang “koit”, Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal tetap mempertahankan perusahaan milik daerah ini. Alasannya, ia menilai PT GNE masih memiliki potensi untuk berkembang.
“Perusahaan bermasalah, tetapi masih punya potensi,” kata Iqbal, Kamis, 18 September 2025.
Menurut Iqbal, meski sedang kesulitan, PT GNE tetap menunjukkan kemampuan membayar kewajibannya. Karena itu, ia melihat adanya peluang perbaikan dan pengembangan usaha ke depan.
“Dalam beberapa bulan terakhir mereka bisa membayar utangnya sampai dengan Rp400 juta,” ujarnya.
Dewan Minta Audit Investigasi
Sebelumnya, Anggota Komisi III DPRD NTB, Muhammad Aminurlah menyampaikan, Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal sebagai Pemegang Saham Pengendali (PSP) harus segera mengambil langkah serius atas kondisi PT GNE yang sekarang.
Ia menyarankan, agar gubernur merombak total jajaran kepengurusan perusahaan berplat merah ini. Termasuk melakukan audit investigasi secara menyeluruh untuk mengetahui sumber masalah sebenarnya.
“Bertahun-tahun deviden nol, makanya harus dilakukan audit investigasi. PT GNE ini salah urus dan salah orang. Baik yang mengawasi maupun menjalankan,” terang Maman, sapaan Muhammad Aminurlah, Senin, 8 September 2025.
Di sisi lain, Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini juga menyoroti penyertaan modal sebesar Rp8 miliar oleh Pemprov NTB kepada PT GNE. Harusnya, ujar Maman, gubernur terlebih dulu melakukan audit investigasi secara menyeluruh sebelum memberikan suntikan dana.
“Hal ini supaya kita tahu ke mana aliran uang PT GNE selama ini dan berapa jumlahnya,” ucapnya.
Audit investigasi ini sangat perlu. Hal ini sebagai dasar melakukan restrukturisasi, sehingga ke depan tercipta lingkungan kerja, manajemen, dan pengelolaan keuangan yang sehat.
Artinya, jangan sampai terulang kejadian serupa. Contohnya, proyek pembangunan rumah subsidi diduga terjadi penggelembungan harga tanah. Kemudian, event MXGP yang pembayarannya tidak jelas.
“Kita harus dalami dan lihat alirannya, kalau dia menyimpang kita serahkan ke APH,” katanya. (*)