Lombok Timur

Angka Kemiskinan Lombok Timur 2025 Turun, Kepemimpinan Iron-Edwin Tunjukkan Optimisme

Lombok Timur (NTBSatu) – Kabupaten Lombok Timur, berhasil mencatat kemajuan nyata dalam menurunkan angka kemiskinan pada 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) Lombok Timur merilis data terbaru yang menunjukkan penurunan persentase penduduk miskin dari 14,51 persen pada 2024, menjadi 13,53 persen pada 2025 atau berkurang 0,98 persen poin.

Kepala BPS Lombok Timur, Sri Wardanti menegaskan, ukuran kemiskinan dihitung melalui rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibandingkan dengan Garis Kemiskinan (GK).

“Angka penurunan ini setara dengan berkurangnya sekitar 11 ribu jiwa dari kelompok penduduk miskin di Lombok Timur,” jelasnya, Senin, 15 September 2025.

Meski jumlah penduduk miskin menurun, garis kemiskinan justru meningkat. Nilai GK naik dari Rp583.957 per kapita per bulan pada 2024, menjadi Rp602.564 di 2025 atau tumbuh 3,18 persen.

Menurut Wardanti, kenaikan GK mencerminkan inflasi harga kebutuhan pokok. Tetapi, turunnya angka kemiskinan membuktikan daya beli masyarakat mampu menyesuaikan.

IKLAN

BPS juga mencatat perbaikan pada indikator kualitas kemiskinan. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) turun dari 2,66 menjadi 2,46, sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) membaik dari 0,77 menjadi 0,61.

“Data ini menunjukkan rata-rata pengeluaran penduduk miskin semakin mendekati garis kemiskinan, dan kesenjangan di antara mereka semakin kecil,” tegas Wardanti.

Keberhasilan ini tidak lepas dari program pengentasan kemiskinan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur di bawah kepemimpinan Bupati, H. Haerul Warisin bersama Wakil Bupati, Edwin Hadiwijaya alias Iron-Edwin.

Program andalan, seperti bantuan sosial sembako dan fasilitas BPJS Kesehatan gratis yang sudah berjalan dinilai berdampak besar. “Bantuan itu efektif menekan beban pengeluaran keluarga miskin dan menjaga daya beli masyarakat, terutama kelompok rentan,” ujar Wardanti.

Bupati Haerul Warisin menambahkan, selain penurunan 0,98 persen, jumlah penduduk miskin ekstrem kini tercatat 3,2 persen. Sekitar 15 ribu kepala keluarga atau setara dengan 46 ribu jiwa.

IKLAN

“Saya mengajak semua elemen untuk bersinergi meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah ini. Sehingga angka kemiskinan, utamanya kemiskinan ekstrem mengalami penurunan,” ujarnya. (*)

Berita Terkait

Back to top button