Politik

Mori Hanafi Cecar Kepala Basarnas: Evakuasi Juliana di Rinjani Sangat Tradisional, Digotong Agam

Jakarta (NTBSatu) – Anggota Komisi V DPR RI Fraksi Nasdem, Mori Hanafi mengkritik cara tim SAR mengevakuasi pendaki asal Brasil, Juliana Marins di Gunung Rinjani, Lombok. Ia menilai, metode yang digunakan sangat tradisional.

Hal tersebut Mori sampaikan dalam rapat Komisi V DPR dengan Basarnas dan BMKG di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin, 7 Juli 2025.

“Ini juga perlu perhatian, Pak Kabasarnas. Manual, pak, digotong, ditarik ramai-ramai dari atas. Remote, teman-teman. Tentunya kami menghargai itu. Tapi, kalau menurut saya, ke depan ini, pak, itu sangat tradisional apa yang kita lakukan itu. Ini mohon maaf ya, pak, bukan berarti kami tidak menghargai Bapak sudah menerjunkan helikopter ke lokasi,” ujar Mori dalam tayangan YouTube TVR Parlemen.

Mori mengingatkan Kepala Basarnas (Kabasarnas), Marsekal Madya TNI M Syafi’i bahwa saat ini teknologi sudah semakin maju.

IKLAN

Wakil rakyat dari Dapil NTB I ini mendorong Basarnas untuk melakukan penguatan terhadap sistem informasi, teknologi, dan IT.

“Karena ke depan ini memang seluruh sistem itu pasti akan tersentral di dalam sistem interkoneksi di dalam IT itu, pak. Jadi, walaupun di Basarnas sekalipun, pak, kalau menurut saya ini perlu menjadi titik perhatian bapak,” ungkapnya.

“Mau kapan lagi, pak? Bencana-bencana ke depan ini mungkin nanti lebih pendekatan teknologinya itu, pendekatan IT-nya, itu akan lebih bisa kita pergunakan, pak, dalam memanfaatkan situasi seperti ini,” tambahnya.

IKLAN

Lebih lanjut, Mori mengatakan, pada awalnya, Juliana jatuh di kedalaman 100 hingga 200 meter. Lalu, keesokan harinya, kembali terjatuh semakin dalam mencapai kedalaman 600 meter.

Sebut Proses Evakuasi Manual

Mori mengakui bahwa Basarnas tidak bisa menerjunkan helikopter begitu saja, mengingat cuaca di Gunung Rinjani sangat ekstrem. Namun, tetap saja, ia melihat evakuasi terhadap Juliana sangat manual.

“Tapi juga, pak, penyelamatan terhadap korban, dengan cara digotong oleh Agam itu, kalau menurut saya itu manual sekali, pak. Walaupun kita bukan tidak punya heli. Saya menghargai betul Kabasarnas sudah mengirim helikopter ke lokasi, helinya tidak bisa turun, pak, karena kabutnya begitu tebal,” papar Mori.

IKLAN

“Tapi, apakah penyelamatan dengan cara yang sangat manual itu, bapak bayangkan, tali atau bentangan talinya itu 600 meter. Jadi menarik 600 meter di dalam geografis yang luar biasa ekstrem itu memang sulit,” pungkasnya. (*)

Alan Ananami

Jurnalis NTBSatu

Berita Terkait

Back to top button